Share

Bab 92

Dengan hati yang tegang, Yuna menatap balik dan berkata dengan nada yang tidak bersahabat, “Kamu mau mengancam aku, ya?”

“Nggak, nggak, bukan begitu,” bantah Luna. “Sebenarnya, ada beberapa hal yang mau aku kasih tahu terkait Winda dan Hengy.”

“Apa maksud kamu?” tanya Yuna dengan sikap waspada.

“Winda itu kakakku.”

“Hah, apa kamu bilang?”

“Tenang dulu. Winda itu kakak tiriku.”

Rasa waspada dan permusuhan Yuna terhadap Luna tidak menurun hanya karena Luna mau membuka diri. Alhasil, Luna pun tampak sedikit kecewa melihat reaksi dari Yuna.

“Jujur, ya. Hubunganku sama winda nggak bagus. Dia benci sama aku, aku juga nggak suka sama dia.”

Yuna masih tidak sepenuhnya percaya kepada Luna, tapi setidaknya dia jadi sedikit lebih santai dan membalas, “Jadi maksud kamu, mamanya Winda jadi orang ketiga di keluarga kamu?”

“Iya. Mamanya merebut papaku, Winda juga merebut tunangan yang seharusnya jadi milikku.”

“Tunangan apa?” tanya Yuna.

“Siapa lagi. Suaminya Winda sekarang seharusnya jadi suamiku.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status