“Jadi, begitu,” ujar Jordan sambil berpikir. Sekarang, Jordan merasa curiga kalau kematian dokter yang membantu mengobati Rosalina bukanlah kematian yang normal setelah mengetahui semua kejahatan kedua orang tuanya. Ada kemungkinan kalau dokter itu meninggal karena ulah kedua orang tuanya. “Pak Jordan, kenapa Bapak tiba-tiba saja pulang ke sini?” tanya si pelayan merasa ada yang tidak beres dengan Jordan. Bukankah seharusnya Jordan saat ini sedang menikmati masa kuliahnya di universitas tanpa perlu mengkhawatirkan masalah di keluarganya? Mungkin kepulangan Jordan ke rumah ini akan terlihat masuk akal kalau saja dia pulang di hari libur Nasional. Namun, hari libur Nasional juga sudah lewat. “Aku nggak bisa tenang kalau nggak tahu keadaan kakakku, makanya aku meminta izin untuk cuti dari kampus agar aku bisa pulang dan melihat keadaan Kak Rosalina di sini,” jawab Jordan tanpa menutupi dirinya yang mengambil cuti dari kampus. “Aku masuk, ya. Aku mau lihat keadaan Kakak di dalam,” uja
Jordan mendekat lalu menatap tajam ke arah Calvin. Dia masih merasa sedikit kesal setelah melihat apa yang dilakukan Calvin kepada kakak perempuannya. “Jordan, kenapa kamu tiba-tiba pulang?” tanya Calvin heran. “Ini kan rumahku. Aku bisa pulang sesuka hatiku. Kenapa kamu menanyakannya?” balas Jordan ketus.Calvin hanya tersenyum tanpa menanggapi perkataan ketus Jordan. Dia tahu alasan Jordan bersikap ketus kepadanya pasti karena Jordan berpikir kalau Calvin berusaha memanfaatkan Rosalina.“Kak, ini aku,” ujar Jordan. Kemudian dia menyelip di antara Rosalina dan Calvin lalu mendorong Calvin menjauh dari Rosalina. Sekarang, Jordan sudah berada tepat di dekat kakaknya yang bisa membuat kakaknya melihatnya dengan lebih baik. Mereka sudah menjadi saudara selama 17 tahun, tapi Rosalina hanya bisa melihat Jordan selama 7 tahun saja. Rosalina kehilangan penglihatannya ketika Jordan masih berusia 7 tahun. Saat itu, dia baru saja berada di kelas 2 sekolah dasar. Namun, sekarang dia sudah ber
Rosalina memeluk Jordan setelah dia berhasil menstabilkan emosinya. Jordan langsung melirik ke arah Calvin karena dia takut calon kakak iparnya itu akan cemburu padanya. Dia sempat mendengar kalau Calvin adalah orang yang sangat tidak mau kalah dari orang lain. Namun, sepertinya Calvin bisa menoleransi kedekatan Jordan dan Rosalina karena Jordan adalah adik dari Rosalina. Rosalina selalu saja mengabaikan Jordan ketika Jordan masih kecil. Namun, Rosalina akan terlihat sangat sedih ketika Jordan terjatuh. Dia juga akan langsung menggendong Jordan dan membujuk Jordan agar tidak menangis. Jordan sangat menyayangi kakak perempuannya sejak dia bisa mengingat semua kenangannya dengan Rosalina. Jordan akan bergulat dengan siapa pun agar dia bisa mendapatkan perhatian Rosalina. Dengan begitu, Rosalina akan langsung menunjukkan perhatiannya kepada Jordan dan membujuk Jordan. Jordan ingat sekali kalau kakak perempuan tertuanya ini memiliki lengan yang sangat kurus, tapi penuh kehangatan. Jorda
“Iya, Kak,” balas Jordan. Kemudian Rosalina menarik adiknya untuk duduk lalu bertanya, “Jordan, kenapa kamu tiba-tiba pulang? Sekarang kan bukan musim liburan? Memangnya kamu nggak ada kelas?” “Aku merasa khawatir ketika mengobrol sama Kakak di telepon terakhir kali. Aku penasaran ingin tahu bagaimana hasil dari pengobatan mata Kakak, makanya aku meminta izin untuk pulang selama beberapa hari,” jawab Jordan. “Memangnya kamu nggak bisa menelepon Kakak saja? Kenapa juga kamu harus langsung pulang begini? Kamu boleh menginap di sini selama dua hari setelah itu kamu harus segera kembali ke kampus, ya,” ujar Rosalina. “Rosalina, bagaimana kalau kita ajak Jordan untuk datang ke resepsi pernikahan Kak Stefan dan Kak Olivia. Lagi pula, sekarang dia kan sedang cuti, jadi dia pasti bisa hadir,” ujar Calvin tiba-tiba ikut dalam perbincangan kakak adik ini. “Jordan, berapa lama kamu mengambil cuti di kampus?” tanya Rosalina sambil menoleh ke arah adiknya. “Satu minggu,” jawab Jordan cepat.
Cahaya dan Intan sudah kehilangan kesombongan dan keangkuhannya. Mereka hanya bisa berdiri dengan ekspresi wajah tidak berdaya di depan pintu gerbang kediaman keluarga Siahaan. Penampilan mereka tidak mewah seperti biasanya. Mereka mengenakan pakaian biasa tanpa ada perhiasan yang menghiasi tubuh mereka. Tas desainer mewah yang biasa mereka bawa ke mana-mana juga tidak terlihat menggantung di tangan mereka. Mereka juga datang dengan naik taksi tanpa ada mobil mahal yang mengantar mereka ke mana-mana. Semua aset yang mereka miliki sudah habis mereka jual untuk melunasi hutang perusahaan. Bahkan mereka sekarang harus tinggal di rumah sewaan. Padahal mereka sudah hidup berkecukupan sejak mereka lahir. Walaupun keluarga Siahaan tidak sekaya sekarang ketika mereka lahir, mereka tetap saja terhitung sebagai keluarga berada. Bahkan orang tua mereka memberikan mahar yang melimpah ketika mereka menikah. Mereka saat itu juga menikah dengan laki-laki yang berasal dari keluarga kaya. Namun, seka
Memangnya kenapa kalau Dokter Dharma adalah murid dari seorang dokter yang luar biasa hebat? Dokter itu tetap saja seorang manusia. Pastinya ada berbagai macam penyakit yang tidak bisa dia sembuhkan sebagai seorang manusia biasa. “Jordan! Jordan!” panggil kedua perempuan itu ketika melihat sosok yang mengikuti Rosalina di belakangnya. Mereka merasa seakan baru saja melihat malaikat penyelamat hidup mereka. Keponakan termuda mereka ini jauh lebih mudah diajak bicara daripada Rosalina. Mereka pernah bekerja sama dengan Johan dan Sinta untuk menyiksa dan menganiaya Rosalina. Mereka tahu kalau Johan dan Sinta berencana untuk membunuh Rosalina secara perlahan. Namun, mereka berdua hanya diam dan menyaksikan Rosalina menderita tanpa sama sekali berusaha mencegah kakak dan kakak ipar mereka. Jadi, wajar saja kalau sekarang Rosalina menyimpan dendam yang sangat mendalam dengan kedua bibinya itu. Namun, kedua bibinya sangat menyayangi Jordan yang merupakan keponakan mereka satu-satunya. Baga
Mereka takut sekaligus tidak lagi ingin hidup di dalam rumah sewaan. Mereka tidak lagi memiliki uang yang melimpah seperti sebelumnya. Putra-putri mereka sampai harus pergi mencari pekerjaan. Namun, mereka semua tidak berhasil mendapatkan perusahaan yang bersedia mempekerjakan mereka. Alasan semua perusahaan itu adalah karena mereka sudah menyinggung keluarga Adhitama. Perusahaan itu akan dirugikan kalau sampai mempekerjakan mereka semua. “Jordan, Jordan, tolong bujuk kakakmu. Kamu ingat kan betapa baiknya Tante sama kamu? Apa kamu tega melihat tante-tantemu ini dihabisi pelan-pelan sama kakakmu?” Jordan sangat terkejut ketika melihat perubahan kedua bibinya. Dia pun langsung menatap ke arah Rosalina. Ekspresi Rosalina terlihat sangat serius seakan dia tidak akan memberikan belas kasihannya kepada kedua bibinya. Kemungkinan besar, kedua bibinya ini sudah melakukan suatu hal yang fatal sampai membuat Rosalina murka ketika Jordan tidak berada di kota ini. “Tante Intan, Tante Cahaya, s
Wajah Jordan seketika berubah penuh amarah. Dia sebelumnya sempat hampir jatuh dalam pengaruh kedua bibinya untuk melawan Rosalina. Untung saja, keadilan di dalam hatinya masih lebih unggul daripada kejahatan. Akhirnya, Jordan memilih untuk tidak mengikuti keinginan bibinya.Namun, Jordan tidak habis pikir dengan sikap bibinya saat ini. Mereka sudah putus asa untuk membujuk Rosalina agar memaafkan mereka dan memilih cara lain dengan mengadu domba Rosalina dan Jordan. “Aku tahu siapa yang patut dibenci dan disalahkan dalam masalah ini. Kalian sendiri seharusnya bercermin sebelum datang ke sini. Kalian menjadi seperti ini karena ulah kalian sendiri. Aku sadar kok kalau kalian menyalahkanku sebagai penyebab kemalangan kalian. Tapi, aku tidak peduli. Karena aku sangat menikmati melihat kehidupan kalian yang sengsara!”“Kalian adalah orang-orang yang suka mengambil hak orang lain yang seharusnya tidak menjadi milik kalian. Kalian berdua memang pantas menjalani hidup seperti ini,” ujar Rosa