Rosalina memeluk Jordan setelah dia berhasil menstabilkan emosinya. Jordan langsung melirik ke arah Calvin karena dia takut calon kakak iparnya itu akan cemburu padanya. Dia sempat mendengar kalau Calvin adalah orang yang sangat tidak mau kalah dari orang lain. Namun, sepertinya Calvin bisa menoleransi kedekatan Jordan dan Rosalina karena Jordan adalah adik dari Rosalina. Rosalina selalu saja mengabaikan Jordan ketika Jordan masih kecil. Namun, Rosalina akan terlihat sangat sedih ketika Jordan terjatuh. Dia juga akan langsung menggendong Jordan dan membujuk Jordan agar tidak menangis. Jordan sangat menyayangi kakak perempuannya sejak dia bisa mengingat semua kenangannya dengan Rosalina. Jordan akan bergulat dengan siapa pun agar dia bisa mendapatkan perhatian Rosalina. Dengan begitu, Rosalina akan langsung menunjukkan perhatiannya kepada Jordan dan membujuk Jordan. Jordan ingat sekali kalau kakak perempuan tertuanya ini memiliki lengan yang sangat kurus, tapi penuh kehangatan. Jorda
“Iya, Kak,” balas Jordan. Kemudian Rosalina menarik adiknya untuk duduk lalu bertanya, “Jordan, kenapa kamu tiba-tiba pulang? Sekarang kan bukan musim liburan? Memangnya kamu nggak ada kelas?” “Aku merasa khawatir ketika mengobrol sama Kakak di telepon terakhir kali. Aku penasaran ingin tahu bagaimana hasil dari pengobatan mata Kakak, makanya aku meminta izin untuk pulang selama beberapa hari,” jawab Jordan. “Memangnya kamu nggak bisa menelepon Kakak saja? Kenapa juga kamu harus langsung pulang begini? Kamu boleh menginap di sini selama dua hari setelah itu kamu harus segera kembali ke kampus, ya,” ujar Rosalina. “Rosalina, bagaimana kalau kita ajak Jordan untuk datang ke resepsi pernikahan Kak Stefan dan Kak Olivia. Lagi pula, sekarang dia kan sedang cuti, jadi dia pasti bisa hadir,” ujar Calvin tiba-tiba ikut dalam perbincangan kakak adik ini. “Jordan, berapa lama kamu mengambil cuti di kampus?” tanya Rosalina sambil menoleh ke arah adiknya. “Satu minggu,” jawab Jordan cepat.
Cahaya dan Intan sudah kehilangan kesombongan dan keangkuhannya. Mereka hanya bisa berdiri dengan ekspresi wajah tidak berdaya di depan pintu gerbang kediaman keluarga Siahaan. Penampilan mereka tidak mewah seperti biasanya. Mereka mengenakan pakaian biasa tanpa ada perhiasan yang menghiasi tubuh mereka. Tas desainer mewah yang biasa mereka bawa ke mana-mana juga tidak terlihat menggantung di tangan mereka. Mereka juga datang dengan naik taksi tanpa ada mobil mahal yang mengantar mereka ke mana-mana. Semua aset yang mereka miliki sudah habis mereka jual untuk melunasi hutang perusahaan. Bahkan mereka sekarang harus tinggal di rumah sewaan. Padahal mereka sudah hidup berkecukupan sejak mereka lahir. Walaupun keluarga Siahaan tidak sekaya sekarang ketika mereka lahir, mereka tetap saja terhitung sebagai keluarga berada. Bahkan orang tua mereka memberikan mahar yang melimpah ketika mereka menikah. Mereka saat itu juga menikah dengan laki-laki yang berasal dari keluarga kaya. Namun, seka
Memangnya kenapa kalau Dokter Dharma adalah murid dari seorang dokter yang luar biasa hebat? Dokter itu tetap saja seorang manusia. Pastinya ada berbagai macam penyakit yang tidak bisa dia sembuhkan sebagai seorang manusia biasa. “Jordan! Jordan!” panggil kedua perempuan itu ketika melihat sosok yang mengikuti Rosalina di belakangnya. Mereka merasa seakan baru saja melihat malaikat penyelamat hidup mereka. Keponakan termuda mereka ini jauh lebih mudah diajak bicara daripada Rosalina. Mereka pernah bekerja sama dengan Johan dan Sinta untuk menyiksa dan menganiaya Rosalina. Mereka tahu kalau Johan dan Sinta berencana untuk membunuh Rosalina secara perlahan. Namun, mereka berdua hanya diam dan menyaksikan Rosalina menderita tanpa sama sekali berusaha mencegah kakak dan kakak ipar mereka. Jadi, wajar saja kalau sekarang Rosalina menyimpan dendam yang sangat mendalam dengan kedua bibinya itu. Namun, kedua bibinya sangat menyayangi Jordan yang merupakan keponakan mereka satu-satunya. Baga
Mereka takut sekaligus tidak lagi ingin hidup di dalam rumah sewaan. Mereka tidak lagi memiliki uang yang melimpah seperti sebelumnya. Putra-putri mereka sampai harus pergi mencari pekerjaan. Namun, mereka semua tidak berhasil mendapatkan perusahaan yang bersedia mempekerjakan mereka. Alasan semua perusahaan itu adalah karena mereka sudah menyinggung keluarga Adhitama. Perusahaan itu akan dirugikan kalau sampai mempekerjakan mereka semua. “Jordan, Jordan, tolong bujuk kakakmu. Kamu ingat kan betapa baiknya Tante sama kamu? Apa kamu tega melihat tante-tantemu ini dihabisi pelan-pelan sama kakakmu?” Jordan sangat terkejut ketika melihat perubahan kedua bibinya. Dia pun langsung menatap ke arah Rosalina. Ekspresi Rosalina terlihat sangat serius seakan dia tidak akan memberikan belas kasihannya kepada kedua bibinya. Kemungkinan besar, kedua bibinya ini sudah melakukan suatu hal yang fatal sampai membuat Rosalina murka ketika Jordan tidak berada di kota ini. “Tante Intan, Tante Cahaya, s
Wajah Jordan seketika berubah penuh amarah. Dia sebelumnya sempat hampir jatuh dalam pengaruh kedua bibinya untuk melawan Rosalina. Untung saja, keadilan di dalam hatinya masih lebih unggul daripada kejahatan. Akhirnya, Jordan memilih untuk tidak mengikuti keinginan bibinya.Namun, Jordan tidak habis pikir dengan sikap bibinya saat ini. Mereka sudah putus asa untuk membujuk Rosalina agar memaafkan mereka dan memilih cara lain dengan mengadu domba Rosalina dan Jordan. “Aku tahu siapa yang patut dibenci dan disalahkan dalam masalah ini. Kalian sendiri seharusnya bercermin sebelum datang ke sini. Kalian menjadi seperti ini karena ulah kalian sendiri. Aku sadar kok kalau kalian menyalahkanku sebagai penyebab kemalangan kalian. Tapi, aku tidak peduli. Karena aku sangat menikmati melihat kehidupan kalian yang sengsara!”“Kalian adalah orang-orang yang suka mengambil hak orang lain yang seharusnya tidak menjadi milik kalian. Kalian berdua memang pantas menjalani hidup seperti ini,” ujar Rosa
“Kamu nggak perlu tersinggung dengan omongan mereka. Kamu juga nggak perlu mendengarkan semua omong kosong mereka. Apa kamu pikir kamu masih bisa mempercayai mereka di saat saudara kandung mereka saja tidak bisa mempercayai mereka?”Jordan mengangguk penuh semangat kembali. Bagaimanapun juga, dia sangat percaya dengan kakak perempuan tertuanya ini. “Kak, aku nggak akan membiarkan mereka mempengaruhiku lagi,” ujar Jordan. Rosalina mengangguk lalu berkata, “Kamu adalah orang paling baik dengan rasa keadilan yang sangat tinggi di dalam keluarga ini. Kamu nggak pernah terpengaruh dengan sifat jahat orang tuamu. Kamu punya pemikiran dan pendirianmu sendiri tanpa harus dipengaruhi oleh orang lain.”Ibunya sering membujuk Jordan agar lebih dekat dengan Giselle karena mereka berdua adalah saudara kandung. Namun, Jordan tidak pernah mendengarkan bujukan ibunya. Bagaimanapun juga, Jordan sudah menyukai kakak perempuan tertuanya sejak dia masih kecil. Dia sama sekali tidak peduli dengan ocehan
Giselle Siahaan sudah lama dilupakan sebagai anggota keluarga Siahaan. Jadi, pastinya akan sulit baginya untuk kembali mendapatkan posisinya setelah dia keluar dari penjara nanti. Lagi pula, Rosalina juga tidak berniat untuk memberikan Giselle kemudahan setelah semua kejahatan yang dilakukan Giselle kepadanya selama ini. Dia akan memperlakukan Giselle seperti Giselle memperlakukannya. Rosalina akan membalas semua yang dilakukan Giselle kepadanya sama seperti apa yang Gisella lakukan kepadanya. Namun, Roselina tidak berencana untuk melipat gandakan pembalasan dendamnya kepada Giselle karena dia merasa kalau dirinya ingin bersikap sedikit lunak dengan gadis itu. Jordan tiba-tiba mencium aroma masakan yang sangat menggugah selera dari arah dapur lalu berkata, “Kak, Kak Calvin itu pintar masak, ya. Aku baru mencium aromanya saja sudah merasa lapar dan ingin cepat-cepat makan.”“Makanan yang dimasak Calvin selalu enak. Neneknya adalah orang yang sangat unik dalam membesarkan keturunannya.