“Kak Calvin ... kayaknya mau bilang aku ini pecundang, ya? Aku bisa makan makanan apa saja kok selama ada makanan di meja makan,” ujar Jordan. “Aku nggak bilang begitu, kok. Aku cuma bilang kalau kamu nggak boleh milih-milih makanan. Memangnya kamu pemilih makanan?” balas Calvin yang langsung membuat Jordan terdiam. Jordan memang tidak suka memilih-milih makanan. Dia akan makan apa saja yang ada di atas meja. Namun, dia juga tidak suka kalau ada yang memanggilnya dengan sebutan pecundang. Siapa pun pastinya akan marah kalau ada yang menyebut mereka sebagai pecundang.“Kak Calvin, bisa nggak Kakak ajari aku memasak kalau Kakak ada waktu?” tanya Jordan. “Aku bisa mengajarimu kapan saja. Semuanya tergantung sama waktu luangmu. Kamu kan masih kuliah dan harus belajar dengan baik,” jawab Calvin berusaha mengingatkan adik iparnya untuk mengatur waktu belajarnya dengan baik. “Kalau begitu, Kakak harus mengajariku memasak saat aku libur kuliah, oke?” ujar Jordan penuh semangat. “Oke! Aku
Calvin selalu memperhatikan tunangannya. Dia selalu mengurus Rosalina dengan baik ketika mereka berdua makan bersama dan Rosalina belum bisa melihat. Rosalina sangat suka makan ikan. Namun, sayangnya ikan itu memiliki banyak duri di dalamnya. Calvin akan membantu Rosalina menyingkirkan duri itu agar Rosalina bisa makan dengan tenang. Merawat Rosalina sekarang sudah menjadi kebiasaan bagi Calvin. Calvin mengambilkan makanan untuk Rosalina, sedangkan Rosalina mengambilkan makanan untuk Jordan. Mereka bertiga makan dengan tenang dan penuh kebahagiaan. “Cobalah makanan buatan calon kakak iparmu ini. Masakan buatannya sangat lezat seperti koki di restoran bintang lima,” ujar Rosalina beberapa kali kepada Jordan. Makanan siang ini membuat perut Jordan membuncit sampai dia harus berpegangan pada dinding untuk membantunya berjalan karena perutnya sudah sangat penuh. Kemudian dia duduk di sofa sambil membelai perutnya yang membulat kekenyangan. Calvin berjalan keluar dari dapur setelah dia
Sekarang, hanya tersisa Ricky dan Rika di dalam ruangan. Rika berusaha menarik tangannya dari genggaman Ricky. Namun, Ricky memegangnya erat-erat bagaikan lem yang menempel di atas kertas. Rika baru bisa menarik tangannya jika Ricky melepaskan genggamannya. “Ricky, mau sampai kapan kamu berpura-pura?” tanya Rika kepada Ricky yang masih berbaring di atas meja sambil memegang tangan Rika. “Minum! Sini, ayo minum lagi!” seru Ricky.Rika menatap Ricky dengan wajah kesal. Sesaat, Rika mulai melembutkan raut wajahnya. Bagaimanapun juga, Rika harus segera mengembalikan laki-laki ini ke hotel yang berada di seberang Amber Palace Hotel. Rika berdiri dengan pasrah lalu menopang tubuh Ricky keluar dari ruang makan pribadi. Dia berniat untuk membawa Ricky kembali ke Blanche Hotel. Sepuluh menit kemudian. Rika berhasil membaringkan tubuh Ricky di atas tempat tidur. Dia menarik tangannya dan berhasil melepaskan diri dari Ricky. Rika berpikir kalau Ricky benar-benar mabuk ketika melihat laki-lak
Sekarang, seluruh anggota keluarga Arahan membantu Ricky untuk mendapatkan Rika. Rika pun perlahan mulai luluh dengan semua usaha Ricky. Pada awalnya, Rika menolak Ricky terang-terangan, tapi lambat laun dia mulai bisa menerima Ricky masuk ke dalam hatinya. “Entah aku bisa mendapatkan identitasku sebagai perempuan kembali atau tidak. Kamu kan juga tahu kalau aku adalah perempuan. Jadi, pastinya hubungan percintaan kita nggak akan terganggu karena alasan itu. Namun, kalau memang kamu terganggu dengan identitas palsuku ini karena pandangan negatif orang-orang, seharusnya sejak awal kamu nggak akan mengejarku mati-matian. Aku rasa, kita nggak perlu peduli dengan omongan orang-orang selama kita berdua bisa hidup tenang dan bahagia,” ujar Rika. “Hal yang bisa aku janjikan padamu adalah aku akan mengenakan pakaian perempuan kalau kita memang akan menikah nantinya. Di hari itu, aku akan menjadi perempuan seutuhnya. Bukankah hal itu sama saja seperti aku memberitahu dunia kalau sebenarnya ka
Namun, Rika hanya meliriknya lalu pergi begitu saja. sekelompok pengawal yang selalu menyertai Rika langsung membagi tugas mereka masing-masing. Beberapa orang akan menghadang Fani agar perempuan itu tidak bisa mendekati Rika, sedangkan beberapa orang lainnya ikut pergi bersama Rika. Pemandangan ini langsung menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka. Orang-orang langsung berdiri di depan pintu hotel untuk menyaksikan keributan yang terjadi. Entah kenapa, para pegawai hotel juga ikut menyaksikan pemandangan ini dengan penuh antusias. Padahal mereka sudah sangat sering melihat pemandangan seperti ini. Para pegawai di Blanche Hotel sangat bangga dengan pencapaian bos mereka yang telah menyingkirkan banyak perempuan saingan cintanya. Riko Arahan memang ditakdirkan untuk menjadi korban keganasan bos mereka. “Pak Riko! Pak Riko, jangan pergi dulu! Saya cuma mau mengatakan beberapa patah kata saja!” seru Fani. Dia sangat ingin menyingkirkan para pengawal ini dan terus berusaha menge
Sekretaris ibunya tiba-tiba menelepon lalu berkata, “Bu Felicia, Bu Patricia ingin bertemu dengan Ibu. Beliau meminta Ibu untuk menghentikan semua pekerjaan Ibu dan pergi menemuinya.”“Oke, aku segera ke sana,” jawab Felicia cepat lalu meletakkan telepon dan berjalan menuju ruangan ibunya. Sekarang Felicia adalah wakil CEO Gatara Group. Bagaimanapun juga, Felicia akan menjadi pewaris keluarga Gatara. Jadi, Felicia pantas berada di posisinya saat ini, terlepas dari ketidakpercayaan orang-orang di perusahaan padanya. Di permukaan, keadaan saat ini terasa sangat tenang. Felicia memang berencana untuk mengembalikan posisi kepala keluarga Gatara kepada garis keturunan bibinya. Namun, sepupunya tidak mengambil tindakan apa pun, begitu pun Odelina yang merupakan keponakan dari Yuna. Felicia menduga orang-orang itu menunggu sampai resepsi pernikahan Olivia dan Stefan selesai barulah mereka akan mulai bergerak. Biasanya badai akan datang setelah keadaan tenang seperti ini. Felicia masih berh
Patricia kembali berkata setelah sempat terdiam selama beberapa saat, “Kamu tetap di Cianter dan urus semua urusan perusahaan dan keluarga. Mama harap kamu bisa memberikan hasil yang memuaskan ketika Mama kembali.”Patricia berencana pergi ke Mambera sendirian untuk melakukan penyelidikan menyeluruh tentang kedua keponakannya. Orang-orang menyebarkan rumor kalau Yuna Sanjaya adalah keponakan tertua Patricia. Mungkin mereka pikir Patricia tidak tahu tentang rumor ini. Padahal sebenarnya, dia hanya berpura-pura tidak tahu. Dia akan pergi ke resepsi pernikahan Stefan Adhitama sekaligus mendapatkan kesempatan untuk melakukan penyelidikan. Dia bisa lebih detail dalam melakukan penyelidikannya selama dia berada di Mambera. “Mama mau pergi sendirian ke sana? Mama nggak ajak Papa?” tanya Felicia ragu. “Sebenarnya, aku ingin sekali bisa ikut Mama ke Mambera. Bagaimanapun juga, Mambera adalah sebuah kota besar dan makmur. Aku ingin melihat apakah ada kemungkinan bagi perusahaan kita untuk men
“Felicia, Mama harap kamu bisa memajukan keluarga Gatara agar kita bisa kembali ke puncak kejayaan. Dengan begitu, orang-orang akan menghormatimu setiap kali kamu pergi keluar. Tidak seperti sekarang, semua orang mungkin bersikap sopan ketika melihatmu, tapi entah apa yang mereka pikirkan di belakangmu,” ujar Patricia. Felicia sempat terdiam selama beberapa saat lalu berkata, “Ma, Mama saja sudah bekerja sangat keras sepanjang hidup Mama untuk mengembalikan keluarga ini ke masa kejayaan. Namun, semua itu masih belum bisa terwujud sampai saat ini. Aku juga nggak bisa jamin kalau aku akan bisa melakukannya. Selain itu, ada banyak hal yang harus diperbaiki di internal Gatara Group. Tapi, aku nggak bisa melakukannya karena semua bagian-bagian itu dikuasai oleh kakak-kakakku dan para tetua keluarga.”Felicia belum memiliki fondasi yang stabil baik di dalam keluarga Gatara maupun di perusahaan. Oleh karena itu, sulit baginya untuk menyentuh dan mengubah perusahaan untuk menjadi lebih baik.