Share

Flashback

Kenyataan hidup terlalu kejam hingga Angga hampir tak bisa menyeimbangkan antara realita dan ilusi. Ditinggal sosok yang ia cintai jauh lebih sakit dibandingkan kehilangan keluarga.

Menatap nanar pemandangan kota di siang hari. Bersama secangkir kopi panas yang ia bikin dengan mesin kopi otomatis, di sinah Angga berada sekarang.

Berdiri tegap di sisi jendela besar yang membatasinya dengan hiruk kota. Pandangan Angga memindai suasana bawah sana, orang-orang sibuk berlalu lalang. Berlomba dengan waktu hanya untuk menikmati udara segar barang sekejap.

Sambil menyesap sisa kopinya hingga tandas, Angga menarik ingatannya pada momen awal dimana untuk pertama kalinya, Angga mengenal sosok sang istri.

Lima tahun lalu..

Semua orang berlomba-lomba untuk menemukan peruntungan dari setiap ketukan pintu lobi. Barisan orang-orang terlihat menatap khawatir ke arah resepsionis di dalam salah satu gedung paling ikonik diantara deretan gedung dengan popularitas yang tak kalah epik.

Angga baru saja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status