Share

Mood Pagi Hari

Dinginnya ruangan memanggil seluruh kesadaran Angga untuk segera membuka mata. Suara gemericik air hujan menggoda pendengarannya. Di luar hujan masih setia membasahi bumi. Menumpaskan kesedihan dalam hati setiap orang tak terkecuali Angga.

Ia belum sepenuhnya membuka mata saat merasakan kepalanya berada di tempat yang terasa asing. Sialnya, meski asing, pijakan kepalanya saat ini justru membawa Angga pada mimpi indah yang belum pernah ia jamah sebelumnya.

Angga mengumpulkan serpihan-serpihan kesadarannya. Langit-langit kamar adalah yang pertama kali Angga lihat. Jam di dinding kamarnya menunjukkan pukul enam.

Ia baru menyadari, tempat tidur yang seharusnya ia jelajahi sendirian, kini terasa sempit. Bersama segenap kekuatan yang sudah terkumpul Angga menoleh ke samping. Pandangannya beradu dengan dua gundukan kembar yang membuatnya langsung membelalakkan kedua bola matanya.

Refleks keterkejutannya membawa Angga merubah posisinya menjadi duduk. Dahi berkerut dan wajahnya menegang saa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status