Share

Bab 36 Tidak Punya Hati

Hujan tak kunjung reda, bahkan diiringi guntur dan kilat. Hati pria itu semakin cemas dibuatnya. Gawai berada di tangan, tak berani ia mengirim pesan yang sudah diketik sejak satu jam yang lalu. Ragu dan bimbang, ia tak seberani itu. Bahkan nyali yang ia miliki semakin ciut.

Meski demikian, hatinya semakin penasaran tentang keadaan istrinya entah berada di mana. Tak ada satu pun pesan yang dikirimkan untuknya. Wanita itu sepertinya tak ingin ia ganggu, membuat ia menjadi gamang. Jika ia tetap diam, hatinya sampai detik ini makin cemas dibuatnya.

Pramudita berdiri di ruang dengan cat tembok abu-abu muda tersebut. Untuk sesaat, ia semakin terjerembab pada suasana sunyi rumahnya, berteman suara air hujan di luar bangunan. Tatapannya mengarah ke luar jendela, menatap taman tapi dan tertata. Ia teringat atas wanita yang satu bulan berjalan telah menemani dirinya.

Rumah menjadi bersih dan lebih nyaman untuk ditinggali karena terawat. Selama kehadiran Linggar, wanita itu mengubah segala h
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status