Karena menggantikan jadwal kerja temannya di hotel, Adelia justru terjebak cinta satu malam dengan seorang pria misterius, sehari sebelum pernikahannya dengan seorang konglomerat kaya dilakukan. Namun, saat membeli pil pencegah kehamilan, ia justru berpapasan dengan Afgan, pria yang akan menjadi suaminya. Afgan tak terima jika istrinya ternyata telah dijamah oleh orang lain. Namun, akibat paksaan ayahnya, Afgan tak bisa membatalkan pernikahan ini. Demi menyelamatkan ayahnya dari kungkungan hutang, Adelia mau tak mau harus menghadapi pernikahan paksa dengan laki-laki yang tak pernah menginginkannya. Tetapi, yang tak Adelia tahu, Afgan juga menyimpan rahasia kelam yang membuatnya dihantui perasaan bersalah. Simak ceritanya sampai tamat ya, semoga terhibur.
Lihat lebih banyakAdam tersenyum puas melihat balon dekorasi yang dipasang dengan indah di sekitar kolam renang. Warna-warni ceria dari balon-balon itu menambah keceriaan suasana malam itu.Segelas anggur merah yang telah disiapkan dengan hati-hati mengundang aroma yang menggoda di sekitar meja makan yang terletak di tepi kolam renang.Tiba-tiba, suasana malam yang tenang di sekitar kolam renang dipenuhi dengan gemuruh dari beberapa kembang api yang mulai mekar di langit. Warna-warni yang cerah memantulkan keindahan dan keajaiban di malam itu, menciptakan panorama yang begitu memukau.Melinda, Adam, dan Silvia terkesima melihat pertunjukan kembang api yang begitu spektakuler. Mata mereka terpaku pada langit yang dipenuhi dengan sinar warna-warni yang indah, seperti lukisan hidup yang mengagumkan."Wow, kembang apinya begitu cantik," ucap Silvia dengan antusias, matanya bersinar-sinar melihat keindahan yang terjadi di depannya.Adam tersenyum dan mengangguk setuju. "
Setelah mengemudikan mobil selama setengah jam, mereka akhirnya tiba di sebuah restoran mewah dengan kolan renang yang penuh ikan berwarna-warni di bawahnya.Adam menemani Melinda dan Silvia untuk mengganti gaun di ruangan yang telah disiapkan dengan indah di dekat kolam renang.Ruangan itu dipenuhi dengan aroma wangi dari bunga-bunga segar yang tersusun rapi di meja-meja kecil. Lembutnya lampu hias yang terpantul di cermin memberikan sentuhan magis pada momen itu."Gantilah gaun malam, kita akan makan malam romantis bersama, aku sudah menyiapkan sebuah kejutan untuk kalian berdua," ucap Adam dengan senyuman penuh misteri."Aku suka kejutan," seru Silvia lalu segera berlari untuk memilih gaun yang dia sukai.Melinda memilih gaun merah anggun yang dipadukan dengan perhiasan yang elegan, sementara Silvia memilih gaun biru muda yang membuatnya terlihat seperti seorang putri. Adam memandangi mereka dengan penuh kekaguman, hatinya terasa begitu penuh me
"Silvia, maafkan Mom, jika aku tidak pernah menyadari betapa pentingnya hal itu bagimu," kata Melinda dengan suara penuh penyesalan, mencoba menahan air matanya yang ingin tumpah."Aku ingin sekali bisa memberikanmu segalanya, termasuk kehangatan dan kasih sayang seorang ayah, meskipun aku tahu bahwa tidak ada yang bisa menggantikan peran seorang ayah."Silvia mengangkat wajahnya dan menatap Melinda dengan mata yang dipenuhi dengan kepedihan. "Tidak, Mom, ini bukan salah Anda," ujarnya dengan suara lirih, suara gemetar karena emosi yang tak terbendung. Silvia segera menyeka air mata yang tumpah tanpa bisa dicegahnya lagi."Saya hanya merasa begitu... begitu kesepian tanpa sosok ayah di samping saya."Melinda merangkul Silvia dengan erat, mencoba menenangkan gadis itu yang hancur oleh kesedihan."Kamu tidak sendiri, Silvia. Aku di sini untukmu, selalu. Aku akan melakukan segalanya untuk membuatmu merasa dicintai dan diterima.""Aku akan menja
"Apa katamu? Tidak ada hal seperti itu!"Adam diam sejenak seolah-olah sedang berpikir."Tidak bisa! Aku tidak akan menyentuh proyek itu lagi! Biarkan Achmed sendiri yang menanggung akibatnya! Aku akan melindungi Melinda bagaimana pun juga!""Itu saja yang perlu kamu tahu! Segera percepat pembangunan Melinda i-care agar aku bisa memiliki kunci untuk melamarnya! Aku tidak akan memberi perhatian khusus untuk proyek murahan milik Achmed Al-Futtaim!""Dengan menikahi Melinda, maka aku akan mengangkat status wanita yang kucintai sehingga dia bisa berdiri di depan keluarga Al-Futtaim yang sudah menghinanya!"Perkataan demi perkataan yang diucapkan Adam membuat hati Melinda berdesir hebat. Merasa sudah cukup mendengar, Melinda segera berlari kecil ke kamar mandi untuk mengatur detak jantungnya yang tidak teratur lagi.Adam tersenyum lebar mengetahui semua itu. Dia tahu bagaimana Melinda pasti sudah tertipu dengan baik oleh keahliannya memerankan se
Malamnya, Melinda tidak sanggup memejamkan mata karena masih terbayang dan terpesona dengan apa yang Adam lakukan untuknya. "Melinda i-care," gumamnya berulang, membayangkan sebuah yayasan sosial bagi anak-anak panti asuhan yang sungguh didambakan olehnya selama ini.Tiba-tiba, teleponnya berdering, menarik perhatian Melinda dari lamunannya. Dia tersenyum saat melihat nama Adam muncul di layar."Halo, Adam," sapa Melinda dengan suara lembut."Halo, sayang. Aku hanya ingin mengucapkan selamat malam dan berharap kamu tidur dengan nyenyak," ucap Adam dengan penuh perasaan.Terharu oleh kehangatan dalam suaranya, Melinda menjawab, "Terima kasih, Adam. Aku benar-benar terkesan dengan hari ini. Terima kasih atas semua yang telah kau lakukan untukku.""Kamu pantas mendapat yang terbaik, Melinda. Aku berharap ulang tahunmu menjadi yang tak terlupakan," kata Adam dengan lembut."Aku tidak akan pernah melupakan hari ini. Dan... terima kasih atas semua
Adam tersenyum lembut saat masuk dan mendektai Melinda. "Selamat ulang tahun, Melinda," ucapnya dengan lembut.Melinda terdiam sejenak, matanya memancarkan kekaguman dan kebahagiaan yang tak terkatakan. "Terima kasih, Adam. Aku... aku benar-benar tidak mengira kalau kamu akan menyelenggarakan ini.""A-aku bahkan melupakan hari ulang tahunku sendiri," ucapnya dengan perasaan haru yang tertahan.Adam mendekatinya dan menawarkan tangannya. "Ayo, mari kita berdansa bersama."Mereka berdansa di tengah-tengah ruangan yang dipenuhi dengan kegembiraan dan tawa. Melihat balon-balon yang melayang di langit-langit, Melinda merasa hangat di dalam hatinya. Meskipun awalnya terkejut karena lupa tentang ulang tahunnya sendiri, dia merasa sangat bersyukur atas kejutan indah ini.Pada akhirnya, hari itu tidak hanya menjadi ulang tahun yang istimewa bagi Melinda, tetapi juga momen yang akan selalu diingat sebagai bukti kasih sayang dan perhatian dari Adam."M
Adelia terlelap dalam tidurnya yang nyenyak setelah dibuat lelah oleh suaminya.Afgan menatap wajah istrinya yang sangat disukai. Mengelus pipinya yang mulus dan putih. "Aku akan melakukan segala hal untuk berperang melawan Melinda, kalau pun dia akan memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki keluarga Offel," bisiknya dengan suara kecil setengah bergumam.Afgan tidak bisa tidur, dia memutuskan untuk menghubungi Achmed, ayahnya dan bertanya mengenai apa yang mungkin sedang direncanakan oleh Melinda."Ayah tidak paham, dia merebut sebagian kekuasaan kita di Dubai. Saya sudah memberitahukan kepada Adam Offel mengenai kelicikannya, tapi di luar prediksi Ayah, pria itu malah menjadi kekasih Melinda," sahut Achmed dengan nada kesal."Apakah ini juga sebuah kesempatan bagi keluarga Offel untuk lebih berkembang atau tidak? Ayah sungguh tidak bisa menebak dengan pasti."Perkataan sang ayah membuat Afgan semakin bingung. "Baiklah, saya akan mengutus orang untuk menyelidikinya," ucapnya sesaat kemudi
Adam merasa sedikit kecewa oleh reaksi Melinda yang dingin. Namun, dia tidak menunjukkan kekecewaannya dan mencoba untuk tetap tenang."Tentu saja, Melinda," jawab Adam dengan suara yang tenang. "Kita bisa pulang sekarang jika kamu ingin istirahat.""Aku akan mengantarmu sampai ke hotel," lanjutnya.Mereka berdua bergegas keluar dari pusat perbelanjaan mewah itu, meninggalkan suasana yang tegang di belakang mereka.Saat mereka berjalan menuju mobil, Melinda merasakan tekanan di dadanya. Dia merasa tidak nyaman dengan situasi yang terjadi di antara mereka. Semua yang dia harapkan dari pertemuan ini terasa begitu jauh dari kenyataan.Ketika mereka tiba di mobil, Melinda duduk di kursi penumpang dengan pandangan kosong. Adam memandanginya dengan penuh perhatian, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam pikiran wanita itu."Apakah semuanya baik-baik saja, Melinda?" tanyanya dengan suara lembut.Melinda menarik napas dalam
"Bagaimana bila kita pergi berbelanja sesudah ini? Saya ingin sekali memanjakanmu," ucap Adam setelah mereka hampir menyelesaikan acara makan mereka."Hum, ide yang bagus, saya suka berbelanja," jawab Melinda dengan hati berbunga-bunga.Semua terjadi seperti sebuah ulangan saat-saat dia muda dulu, saat bersama dengan Afgan. Pria di hadapannya ini tidak kalah ketampanan dan juga dari sisi mana pun.Adam Offel juga berkuasa dan termasuk dari sepuluh besar orang terkaya di dunia. Sebuah pilihan yang sepadan dengan dirinya. Sama-sama menginginkan sebuah kesempatan kedua.Sesaat kemudian, di dalam pusat perbelanjaan yang mewah, Melinda merasakan kehangatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Setiap gerakan Adam terasa penuh perhatian, setiap senyumannya menghangatkan hatinya. Meskipun awalnya terasa canggung, Melinda semakin menikmati waktu yang mereka habiskan bersama."Bagaimana dengan ini?" tanya Adam, sambil mengangkat seutas kalung mutiara yang berkilauan dari rak perhiasan.Mel
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.