Share

Bram Tertangkap Basah

Kemala terdiam, kalimat yang dikatakan Bram ada benarnya. Hidup ini tidak akan indah jika hanya mengalami satu situasi di mana kita hanya tertawa. Tanpa rasa sedih, tantangan ataupun rasa sakit yang terkadang menjadikan kita lebih kuat. Hidup ini suram tanpa banyak warna.

“Sebaiknya aku pulang, sudah hampir larut.” Kemala beranjak dari tempat duduknya.

Tanpa menunggu pemilik rumah, ia berjalan masuk ke dalam. Bermaksud untuk mengambil Dylan. Ternyata ia salah masuk ruangan, karena semua terlihat mirip. Bram yang masih duduk di ruang tamu sengaja membiarkannya.

Kemala terkejut ketika memasuki ruangan yang dihiasi beberapa lukisan abstrak dengan sebuah sofa di tengah ruangan. Anehnya ada pintu lain yang lebih sempit di dalam ruangan tersebut. Di kanan kiri pintu terdapat dua buah rak buku dengan ukuran yang sama. Jadi, pintu tersebut tampak seperti ornamen dari kejauhan. Rasa penasaran membimbingnya untuk masuk ke dalam ruangan.

Begitu masuk ke dalam ruangan, Kemala sekali lagi di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status