Share

Melupakan Rasa Sakit

Yana meletakkan jari telujuk di depan bibirnya sambil berkedip-kedip ke arah Herdian. Kemudian menyeret putranya ke samping rumah. Kemudian membisikkan sesuatu ke telinga pria itu, tampak pula Herdian mengangguk-angguk pelan.

“Ohh–kenapa Ibu tidak memberitahuku lebih awal?” Herdian sedikit berbisik.

“Jadi, itu rencana ibu untuk si gadis manja sialan.” Yana menyeringai, terlihat jelas niat buruknya.

Keesokan harinya, di tempat lain Mentari memperlihatkan keanggunannya, sinarnya menembus 7 lapis langit mencapai bumi. Udara menerima energi untuk memecah dingin yang nyaris membeku. Pagi itu, suasana di sekitar tempat tinggal Kemala terasa hangat. Jiwanya berangsur pulih setelah mendapatkan luka yang berkali-kali menyayat hatinya.

“Lagi momong, Yu (panggilan pada wanita dalam bahasa Jawa)?” Seorang tetangga yang belum ia kenal menyapa ramah.

Kemala hanya mengangguk pelan sambil tersenyum. Ia melangkahkan kaki telanjangnya sambil mendorong kereta bayi. Sesekali ia berhenti sambil berb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status