Share

Hidup Itu Nyala

Sahut-sahutan suara burung hantu terdengar seperti pertunjukan orkestra. Bhre masih berada di dalam ruang kerjanya. Sejak bertemu dengan Yos, ada yang mengganjal di dalam isi hatinya. Sesuatu yang selama ini berhasil ia kubur dalam.

Berkali-kali pula ia menepis semuanya. Ia tidak ingin hanya karena sesuatu dari masa lalunya menjadi menghambat bagi masa depannya. Fokusnya kembali pada gerakan ujung kuasnya. Ia tidak ingin sedetik pun ingatan itu kembali merenggut dunianya.

Kantuk mulai menguasainya, Bhre meletakkan kuasnya. Kedua matanya seakan sudah tidak dapat terbuka lebar. Terasa berat dan agak perih. Pria itu pergi menuju ke kamar tidurnya. Kemudian merebahkan tubuh lelahnya di atas ranjang. Angannya menerawang jauh.

“Ilingo, Ngger–yen urip iku urup.” Tangan berjari lentik itu mengusap kepalanya lembut, terasa teduh dan menenangkan.

Nasihat kuno itu selalu terngiang di ruang dengarnya. Bahwa hidup itu harus memberi manfaat kepada orang-orang di sekitar kita. Dan–itu salah sat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status