Share

Pelipur Lara Jiwaku

Udara pagi yang sejuk menyusup masuk hingga ke setiap sel pada isi kepalanya. Alirannya mampu menyegarkan kembali pikiran yang tadinya terasa sangat pengap. Mayang menikmati langkah demi langkahnya menyusuri jalan desa. Di kanan kirinya masih sangat asri.

“Gak banyak berubah ya, Mbok?” Air muka Mayang tampak senang, ada binar bahagia terpancar dari sepasang matanya.

“Beginilah, suasananya masih cenderung sama.” Mbok Juminah tampak tersenyum.

“Tapi waktu itu belum ada pasar, bukankah Mbok harus ke kota kecamatan dulu kalau mau belanja?” Mayang kembali mengenang masa lalunya.

“Iya–Apa Ndoro masih ingat waktu dulu sering ikut Mbok Nah ke tempat adiknya Mbok?” Wanita tua itu tersenyum memicingkan matanya hingga kulit di sekitarnya semakin mengerut.

“Ohh–yang sering main engklek bareng saya ya, Mbok?” Mayang pun tersenyum mengenang masa kecilnya.

“Iya. Juminem namanya, tinggal tidak jauh dari sini.” Mbok Juminah menunjuk ke arah kampung terdekat dari tempat mereka berjalan.

Mayang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status