Share

Maaf dan Luka

“Mengapa kau tampak lemas?” Seorang tua renta menghadangnya saat baru sampai.

“Hanya lelah saja.” Ia langsung menuju dapur untuk mencuci peralatan makannya.

Kemudian ia menyeka sisa keringat yang masih basah di keningnya. Tubuh lemahnya dibiarkan menyandar ke dinding bambu yang terasa kasar dan bergelombang. Kepalanya sengaja jatuh sedikit agak menengadah. Benaknya mulai memikirkan sesuatu yang menjadi kenangan indah dalam perjalanan hidupnya.

“Bagaimana kabar Bu Mayang sekarang?” Kemala teringat tentang wanita baik yang sudah seperti ibunya sendiri.

“Kamu masih memikirkannya?” Wanita tua itu tengah duduk di dekatnya.

Hanya anggukan kepala yang mampu ia tunjukkan. Sebab angannya masih menelisik ke kehidupannya sebelum ini. Tiba-tiba saja ia merasa rindu saat tadi melayani banyak orang yang membeli kue buatannya.

Tersungging seulas senyum samar di sudut bibirnya. Lantas kedua matanya terpejam dengan kepala yang masih mendongak lemas. Betapa indahnya waktu itu. Namun ia sadar, mu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status