Share

Bab 42: Mabuk

Malam semakin larut, namun Mentari masih duduk di depan meja di kamarnya. Makalah dan dua buku terbuka lebar di bawah tangan Mentari, sementara jari-jarinya mengetik di laptop. Pencariannya lewat internet tidak membuahkan hasil yang memuaskan, beberapa materi tidak ditemukannya, maka buku-buku dari perpustakaan berpindah sementara ke kamarnya.

Rasa kantuk telah menggodanya sejak sejam yang lalu, namun Mentari tidak mengikutinya. Jika dia tidur sekarang, semua yang hinggap di otaknya saat ini akan menguap begitu saja besok pagi.

Ponsel Mentari di atas ranjang berbunyi. Dia segera menyambarnya dan mematikannya. Bunyi deringnya bisa membangunkan Feliz yang sudah terlelap. Mentari memeriksa panggilan masuk: Argan. Ponselnya kembali berbunyi. Dia mengangkatnya.

"Tari, bukakan pintu. Aku di depan," pinta Argan dengan suara parau.

Mentari melirik jam di ponselnya, 12.35. Dia keluar dan membukakan pintu bagi Argan.

Argan masuk melewati Mentari yang masih berdiri memegangi pintu. Aroma yang ja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status