Share

BAB 18

Leher Bupati semakin tergelitik. Sesuatu di antara pangkal pahanya semakin menegang. Siap menusuk apa pun di hadapannya. Menyerupai gairah liar, apalagi tubuh Sera mengeliat keras, berusaha melawan. Namun, terlihat semakin seksi.

Bibir Anggoro menelusuri leher Sera. Panas dalam dirinya bergejolak bagaikan kembang api yang siap meledak sewaktu-waktu.

Pahanya terasa hangat ketika bersentuhan dengan kulit mulus wanita di hadapannya. Dada kekar itu berdenyut-denyut ketika menempel dengan sesuatu yang sangat kenyal dan bulat sempurna milik Sera.

Namun, alih-alih melanjutkan, Anggoro bengong memandangi wanita di hadapannya yang mulai meneteskan air matanya.

Anggoro bergegas melepaskan dekapannya. Napasnya yang masih terengah-engah dia atur dengan baik.

"Berdiri!" pintanya tegas. Mata pria itu masih tertumbuk pada rambut hitam si wanita yang sangat berantakan. "Aku bilang pergi!"

Seharusnya ia tidak boleh menikmatinya. Seharusnya ia menghindar dan marah. Atau setidaknya, tersinggung. Seharus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status