Share

BAB 22

Simbah mendekati Anggoro. Semakin meremas ujung tongkatnya sebelum berteriak, "pengawal! Bawa budak itu ke kamarnya!"

"Ibu! Dokter meminta aku menjaga dia. Apa yang akan terjadi kalau dia sakit dan tidak bisa mendampingiku?"

Anggoro semakin mengeratkan gendongannya. Pengawal pun segera menunduk kala kedua mata hitam Bupati memberikan pelototan tajam.

"Hahaha, sangat lucu sekali," tawa Simbah. Wanita itu semakin mendekati anaknya, "dia budak dan kau tidak bisa memperlakukan itu kepadanya. Ingat perjanjian kita."

"Pengawal, lakukan!"

"Simbah, biar saya yang membawa, Nyonya," sela Parman yang akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Dia mengamati semuanya di luar sejak tadi. Lelaki itu hanya ingin Bupati bisa selamat dari ibunya. Parman segera menganggukkan kepala kepada Anggoro dan perlahan menarik tubuh Sera. Sang bupati pun akhirnya melepaskan.

"Jadi kau mencintainya?" tanya Simbah kembali.

"Ibu, ini tidak ada hubungannya dengan itu."

"Lalu apa?"

Anggoro mengangkat salah satu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status