Share

BAB 25

Anggoro perlahan mulai membuka tutup amplop dan merobeknya. Dia mulai mengeluarkan isinya. Namun ... mendadak Parman menolehkan pandangan ke belakang sambil menunjuk sudut jalanan.

"Tuan, bukankah itu Nyonya?" ucap Parman mengalihkan konsentrasi Anggoro.

Kedua mata hitam Bupati melotot tajam. Sera berjalan terburu-buru. Namun, dia melihat Bima?

Anggoro mengepalkan kedua tangannya. Dia sangat marah!

Dengan cepat dia melempar amplop itu begitu saja dan keluar dari mobil. Bupati berjalan cepat dengan menahan amarah. Ingin sekali menampar sang istri yang sudah diam-diam menemui sepupunya.

"Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Sera," gumamnya pelan sembari meremas kuat jemarinya. Tak peduli pejalan kaki menyapa dan mengabadikan dirinya di ponsel mereka. Bupati jarang sekali berjalan di jalanan seperti itu. Mereka benar-benar tidak percaya.

Anggoro masih saja mengejar wanita itu. Dia semakin menambah kecepatan langkahnya.

"Sera!" teriaknya sambil menarik lengan seorang wanita yang akan memasu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status