Share

S2: 4

Bagian 4

Petang itu, kami berlima begitu buncah dalam haru yang bercampur bahagia. Ummi dan Abi memelukku begitu erat. Keduanya bahkan tak segan untuk menciumi pipi ini. Hangat sekali perlakuan mereka. Tak lupa, Sarfaraz yang kini kuanggap layaknya anak sendiri, juga memberikan ucapan selamat sekaligus kecupan di pipi.

            “Bunda, adiknya mana?” Pertanyaannya sangat polos sekali. Membuatku sangat gemas dan semakin sayang padanya.

            “Sabar ya, Mas Faraz. Sembilan bulan lagi adiknya akan lahir. Mas yang jagain ya nanti.” Aku menciumi pipi kanan dan kiri Sarfara yang kini tengah berada dalam gendongan Mas Yazid.

            “Mana bisa? Kan aku masih kecil.” Tatapan Sarfaraz seperti kebingungan. Wajahnya terlihat cemas. Kami berempat sontak ter

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status