Share

Bab 4. Hadiah Dari Dewa

"Ini gimana sih arahnya? Barat mana? Timur mana? Ya ampun. Mana ngga ada kompas lagi" Elyna terduduk lemas di samping batu besar. Ia sudah sampai seperempat jalan karena peta yang menunjukkan arah lurus dengan iglo, tempat pemakaman tadi.

Tapi saat peta ini menunjukkan belokan, ia bingung karena tidak tau arah. Tidak mungkin kan ia asal memilih. Jika tersesat bagaimana?

Elyna hampir terjungkal melihat si makhluk aneh itu tiba-tiba muncul di hadapannya. Mau apa lagi sih kura-kura satu ini? Melihat wajahnya yang menahan emosi membuatnya tertawa. Ternyata begini mimik kura-kura jika sedang marah.

"Kenapa?"

"Kenapa kamu bilang? Bisa-bisanya kamu nyamar jadi utusan dewa. Kalau aku jadi manusia, aku juga milih-milih kaleee"

Milih-milih? Memangnya kenapa dengan Elyna. Cantik? Iya, ehm.. apalagi kelebihannya ya. Sepertinya sudah habis. Pantas saja kura-kura laknat itu bilang begitu.

"Yaelah, gue kan lagi cosplay. Lagi pula siapa juga yang mau jadi utusan dewa. Gue ogah dikutuk jadi kura-kura" ucap Elyna santai. Memang benar kan? Ia lebih memilih hidup dalam kesialan daripada dikutuk menjadi kura-kura. 

"Dikutuk? Aku memang kura-kura. Enak saja. Siapa juga yang mau jadi manusia. Manusia itu suka merusak" 

Ya ya ya. Iyain saja ucapan makhluk aneh itu. Elyna sedang tidak ingin berdebat. Ia mengibas-ngibaskan tangannya ke arah wajah. Cuaca sudah mulai panas karena matahari yang semakin terik.

"Ngapain leha-leha disini? Bukannya nyelesaiin tugas malah enak-enakan" ucap kura-kura sambil mendarat di atas batu.

"Eh masbuloh. Emang masalah buat lo" ucap Elyna diiringi nada. Kalian tau kan lagu itu? Pasti tau dong.

"Ho ah ho eh. Tarik sis semongko"

Heh? Apa itu? Elyna langsung guling-guling mendengar sahutan kura-kura. Ya ampun, makhluk aneh itu ternyata benar-benar gaul. Ia jadi heran, bagaimana bisa utusan dewa tau lagu itu. Apa jangan-jangan di tablet kura-kura ada aplikasi toktok? Kalau iya, pantas saja makhluk itu tau lagu yang sedang viral.

"Uda puas ketawanya?" Elyna mengangguk sambil mengusap air matanya. Gara-gara kebanyakan tertawa ia sampai sakit perut dan matanya berair. Duh, ada-ada saja kelakuan kura-kura racun itu.

"Oh iya, nama lo siapa? Gue lupa. Masa iya gue manggil makhluk aneh mulu"

"Bisa tidak sih bersikap sopan dengan utusan dewa. Belum juga sehari, tapi panggilannya sudah berubah jadi lo-gue" kura-kura itu mencebikkan bibir kesal. Duh, gemasnya. Rasanya Elyna ingin memasukkannya ke kebun binatang.

"Gue ngga suka ngomong pake bahasa formal. Jadi, nama lo siapa?"

"Yuta. Kapasitas otakmu kecil sekali sih" nah kan, kura-kura itu memang selalu saja menghinanya. Ok, mari kita ruba panggilan makhluk aneh itu dengan nama Yuta.

"Heh, sini lo. Pengen gue jitak. Ini baru misi pertama, kenapa sulit banget sih. Mana pake acara bawa peta segala. Gue kan ngga tau arahnya" ucap Elyna bersungut-sungut.

"Peta apa?" Tanya Yuta bingung. Kenapa gadis itu membutuhkan peta? Ini aneh.

"Ah pokoknya itu deh. Lo ada kompas ngga?"

"Buat apa sih El? Lo kan bi..."

"Yuta, kesayangannya dewa, bisa tidak sih tidak usah berdebat. Gue ceburin lo ke samudra pasifik" kura-kura itu hanya mengangguk sambil garuk-garuk kepala. Terserah deh, pokoknya ia sudah bilang pada Elyna. Awas saja jika gadis itu marah-marah nanti.

"Terus, kamu butuh kompas?" Elyna mengangguk mantap.

"Ehm, aku adanya di tablet ini"

Eh? Ya ampun, Elyna hampir terjungkal saat melihat Yuta mengeluarkan tablet dari tempurungnya. Sudah mirip dengan kantong ajaibnya doraemon kan?

"Ya uda gue pinjem tabletnya"

"Janganlah. Ini kan buat kerja" Elyna memutar bola matanya malas. Kalau tidak boleh dipinjam kenapa ditunjukkan. Dasar kura-kura gendeng.

"Terus lo ngapain kesini? Cuma mau ngerusuh?"

"Enak aja. Kan aku diem, dibagian mana coba ngerusuhnya? Lagian aku kesini karena lupa ngasih kamu sesuatu. Ada hadiah dari dewa, spesial buat kamu" ucap Yuta kemudian masuk ke dalam tempurungnya.

Wah apa nih? Jangan-jangan bunga mawar merah. Bisa jadi kan karena ini misi pertamanya, dewa jadi memberinya kemudahan.

"Nih" mata Elyna langsung melotot saat Yuta menyodorkan seekor, eh, seorang? Sesuatu? Atau sesosok? Entahlah. Pokoknya semacam peri yang sedang tertidur. Heh, ini nyata?

"Siluman darimana itu?" Ia langsung menjauh begitu peri itu berbalik arah. Dia lucu sih, tapi Elyna tidak tau pasti kebenaran tentang makhluk itu.

"Nah kan bego. Ini peri, Elyna. P-E-R-I. Paham?" Ucap Yuta tegas sambil meletakkan peri yang sedang tertidur itu di atas batu.

"Buat apa itu? Dimakan?"

"Astaga naga, sejak kapan peri dimakan. Dasar psiko. Peri ini akan membantu kamu menyelesaikan misi. Lumayan juga kan ada yang menemani"

Elyna hanya mengangguk paham. Ok, brarti makhluk berjenis peri itu sudah jelas benar sekarang. Ia pun semakin mendekat. Ah, lucu, Imut, mungil, dan cantik. Mana warnanya biru berkilau. Duh, gemas sekali.

Ia menoel noel peri itu agar bangun. Melihatnya tertidur saja Elyna sudah gemas. Ingatkan Elyna untuk menyentilnya saat bangun nanti. Bercanda kok, Elyna hanya gemas saja.

"Ngga gitu cara banguninnya"

"Terus?"

Kura-kura itu dengan kurang ajarnya menendang peri itu sampai menggelinding dan terjatuh di atas pasir. Ya ampun, ini kekerasan namanya.

"Heh Yuta, lo gila ya. Kalo dia mati gimana?" Ucap Elyna marah. Awas saja jika peri ini kenapa-kenapa. Ia benar-benar akan membawa Yuta ke samudra pasifik.

Ia pun langsung jongkok dan mengecek keadaan peri itu. Peri itu sedang duduk sambil memegang kepalanya. Duh kasihan sekali. Sayapnya tidak apa-apa kan? Elyna takut dia tidak bisa terbang.

"Oh, hai"

Astaga, saking kagetnya Elyna sampai terjungkal ke belakang. Peri itu menatapnya dan langsung menyapa seperti itu. Siapa yang tidak kaget coba.

"Aduh maaf. Kamu tidak apa-apa kan?" Tanya peri itu sambil terbang di hadapannya. Oh god, Elyna ingin pingsan saja sekarang.

"Ah eh ehm, ngga apa-apa kok. Lo sendiri? Ngga apa-apa kan? Ngga ada yang sakit?" Ucap Elyna sambil menatap Yuta dan peri itu bergantian.

"Aku? Aku baik-baik aja kok"

"Ditendang kayak gitu lo bilang baik-baik aja? Jujur, ngga usah takut sama makhluk kura-kura aneh itu. Kalo lo ada yang lecet, gue bakal masukin Yuta ke akuarium"

Heh, apa-apaan gadis gila itu. Duh, sabar-sabar. Sepertinya Yuta harus meminta stok kesabaran lebih pada dewa. Menghadapi Elyna ternyata membutuhkan tenaga ekstra.

"Oh itu. Hehehe. Sebenarnya aku memang susah bangun. Jadi ya memang seperti itu cara membangunkanku. Jangan salahkan Yuta ya" ucap peri itu sambil menggaruk kepala.

"Tuh dengerin. Nethink mulu sih" Elyna hanya nyengir mendengar ucapan Yuta. Kan ia kaget, jadi wajar dong sampai marah begitu.

"Silahkan perkenalkan dirimu" perintah Yuta pada sang peri.

"Hai, namaku Azura. Nama indah milikku punya arti langit biru. Aku adalah hadiah dari dewa untukmu. Dewa juga memberi perintah untuk membantu dan menemani kamu menyelesaikan misi ini" ucap Azura sambil membungkukkan badan.

"Hai juga, nama gue Elyna. Senang bisa bertemu denganmu" Elyna menyodorkan tangannya. Ia tidak bisa menahan tawa saat melihat tangan peri itu yang sangat mungil. Ah, lucuuuu.

"Baik, tugasku uda selesai. Aku pamit dulu. Bye" pamit Yuta kemudian menghilang. Nah loh, kemana perginya tuyul satu itu. Duh, ini benar-benar mimpi sepertinya. 

"Ok El, ada yang bisa aku bantu?" Elyna mengangguk sambil tersenyum. Akhirnya, perjalanannya mencari sekuntum mawar merah bisa kembali dilanjutkan.

*****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status