Share

Bab 23. Gemerincing Gelang kaki

"Aku harus mencari akal. Bagaimanapun caranya, aku harus bisa mendapatkan pedang itu." Umang Sari mulai memutar otak untuk mendapatkan pedang Sekar Pandan. Namun, benarkah pedang indah itu pedang Sulur Naga? Bagaimana jika bukan? Maka akan sia-sia saja harapan ayah dan perkumpulan Sapu Tangan Merah pimpinan ayahnya.

Untuk bertanya soal ini rasanya tidak mungkin, Sekar Pandan sudah tidur. Dia pun harus tidur, tubuhnya butuh diistirahatkan agar besok pagi bangun dengan keadaan segar dan tetap cantik.

Keesokan harinya, sesuai janji Umang Sari, Sekar Pandan menagih janjinya.

"Aku akan mengajarimu menari, asal …"

Gadis cantik itu berjalan menuju jendela. Udara pagi yang dingin menyapanya saat daun jendela dibuka. Sekar Pandan mengekor di belakang Umang Sari. Bukankah semalam Umang Sari telah bersedia mengajarinya, tapi kenapa sekarang seperti hendak berubah pikiran?

Tangan Sekar Pandan menyentuh lengan gadis itu. Tanpa menoleh, Umang Sari berkata. Suaranya tenang.

"Aku tidak keberatan menga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status