Share

Bab 24. Menyusun Siasat

"Beraninya kau memanggil penghianat itu dengan sebutan paman, jangan sebut namaku Paksi Jingga jika aku tidak menghajarmu, Mahisa Dahana!" geram Paksi Jingga. Telinganya terasa panas setiap mendengar nama orang yang telah membunuh ayah dan mengambil perguruannya.

Mahisa Dahana segera menjatuhkan dirinya di depan lutut kakangnya sambil meminta maaf. Pemuda itu sangat mengenal watak kakangnya yang sejak dulu selalu keras dan berdarah panas. Hanya dengan kelembutan lah kakangnya ini dapat diatasi.

"Maaf, kakang Paksi Jingga. Aku tidak bermaksud seperti itu," jelasnya dengan perasaan bersalah.

Paksi Jingga mendengus kesal. Kedua matanya berkilat-kilat melebihi kilatan pedang.

Ki Sempana dan Ki Gondo pun segera menengahi perselisihan kecil antara adik dan kakak itu.

"Sudahlah, Den. Jangan terlalu keras pada Den Mahisa. Hari ini adalah pertemuan kita setelah sekian lama berpisah. Tolong jangan diambil hati."

"A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status