Share

Bab 52. Jerit Tanpa Suara

Sekar Pandan berusaha menentang tuduhan Paksi Jingga padanya. Namun, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Rasanya tidak ada gunanya dia menjelaskan semuanya pada Paksi Jingga, untuk menuliskan sesuatu di tanah, sudah lupa. Tatapan mata penuh kebencian dan kata-kata pedas pemuda berwajah penuh sayat itu telah melukai perasaannya.

"Siapa yang menyuruhmu memata-matai kami, ha?!" Sekar Pandan menggeleng lemah.

"Si Dewa Jari Maut sendiri, atau anak lelakinya itu? Bisa jadi kau adalah kekasih Senayudha yang ditaruh di perkumpulan ini untuk memata-matai kami." Paksi Jingga semakin berani berkata kasar pada Sekar Pandan. Gadis itu merasakan kedua matanya memanas dan berkaca-kaca. Tangannya meraih dedaunan yang terselip di pinggangnya lalu diberikan pada Paksi Jingga. Pemuda bertudung bambu itu merampas dedaunan dari tangan Sekar Pandan dengan kasar.

"Jadi dengan alasan mencari ramuan obat untuk adikku, kau diam-diam membuat kegaduha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status