Share

Bagian 42: Sang Putri

Akhirnya, kuda-kuda yang kami tunggangi memasuki halaman istana. Aku sudah membayangkan tempat duduk empuk. Pinggang sudah terasa hampir patah. Perjalanan berjam-jam tentu sangat mengurus energi bagi seorang gadis remaja, kecuali Bawang Putih. Dia tetap terlihat prima.

Kami pun turun dari kuda, lalu memasuki pendopo istana. Pangeran Arya memimpin, diikuti Danar. Sementara Dharma sengaja melambatkan jalannya agar bisa bersisian denganku dan Bawang Putih, membuat Raka terus mendecakkan lidahnya.

“Kangmas Arya sudah pulang!”

Sosok cantik bertubuh semampai mendekap erat Pangeran Arya. Garis wajah dan gerak-geriknya menunjukkan keanggunan seorang bangsawan. Pakaian pun jauh berbeda dengan kami. Kemben dan jarik yang dikenakan dari bahan berkualitas tinggi. Wajah Bawang Putih seketika berubah muram. Aku dengan sigap merengkuh bahunya.

Kenapa tidak pernah terpikirkan sebelumnya? Bukankah di zaman ini lumrah saja seorang pangeran atau raja beristri banyak?

Pangeran Arya terkekeh. “Dinda
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status