Pesta pembukaan Opulent Holdings masih berlangsung. Assad, Ezra dan Gina menyambut para tamu undangan.Sementara itu, Leroy telah selesai membaca tumpukan dokumen di atas meja ditemani Regan dan Bastian. Dia duduk di kursi Presiden Direktur, sedangkan Regan dan Bastian duduk di hadapannya. Leroy membakar rokok sambil membaca chat dari istrinya. Gumpalan asap mengepul di udara. Leroy terlihat kelelahan. Angeline: Roy, bisa-bisanya kamu buat aku malu di pesta! Awas aja nanti di rumah!Leroy tidak menanggapi pesan Angeline. Dia hanya tertawa, lalu meletakkan handphone di samping dokumen. Sementara itu, Bastian pergi membuka jendela lebar-lebar.Melihat raut wajah Leroy yang berubah masam, Regan menjadi segan. Untuk mengurangi rasa cemasnya, Regan membakar rokok juga."Tuan Muda, sampai kapan Anda nutupin identitas kayak gini?" tanya Regan penasaran. Dia telah menahan pertanyaan ini sejak lama. Melihat ekspresi wajah Leroy yang masam, Regan menggeser kursinya mendekati Leroy. "Ja-jang
Leroy geram melihat tingkah Nora yang semakin menjadi-jadi. Dia telah menahan diri sejak pagi tadi agar tidak melakukan hal-hal gila di luar kendali. Meskipun Gina sudah bersikap tidak baik padanya, Leroy tetap saja tidak tega melihat Gina ditindas Nora dan beberapa wanita lainnya.'Gina kan cerdas dan berani. Ayo bales, Gina! Jangan diem aja!' Itu adalah seruan Leroy di dalam hatinya. Dia masih menunggu reaksi Gina terhadap Nora. "Ha! Ha! Ha!" Gina tertawa seketika. "Seperti yang kalian lihat sekarang! Seluruh anggota keluarga Mamahit punya skills di bidangnya masing-masing. Aku bukan hanya sekedar jadi General Manager biasa. Tapi ke depannya, aku akan selalu berada di sisi Bos pemilik Opulent Holdings."Skills di bidangnya masing-masing? Nora dan Zee mengerutkan kening. Terdengar suara ketukan sepatu wanita dari arah belakang Leroy. Semua orang melihat Angeline datang bersama Mario. Mereka terlihat semakin dekat dan tanpa canggung memamerkan kemesraan di hadapan semua orang. Di b
Pada saat yang sama, Leroy pergi ke sudut ruangan. Dia meletakkan nampan, lalu menghubungi Bastian melalui earphone bluetooth yang menempel di telinga kanan. "Ya, Tuan Muda?" Suara Bastian terdengar parau. Leroy mendengar suara ribut-ribut di ujung telepon."Tian, kayaknya ada keributan di belakang kamu?"Bastian menoleh ke belakang. Dia melihat Chika berusaha menerobos masuk ke ruang VIP di mana dirinya dan Andara berada."Oh, dia anjing peliharaan Istri Anda, Tuan. Dia menerobos masuk ke ruang VIP. Tapi, saya udah suruh penjaga keamanan usir dia." Bastian menjawab dengan entengnya.Leroy tidak terkejut mendengar jawaban Bastian. Kemudian, dia bertanya lagi. "Oh, abaikan dia! Jadi, kamu lagi di ruang VIP?""Benar, Tuan. Saya lagi ngobrol sama Nona Andaraーadik kandung Tuan Ando Gerung."Mendengar nama keluarga Gerung, rupanya Leroy mengerti. Bastian sedang mengundang perwakilan keluarga Gerung untuk menyepakati janji temu hari Senin nanti. "Tian dengerin aku! Segera akuisisi perus
"Halo, Tuan. Ini pesanan pizza Anda."Leroy Opulent, si pria pengantar makanan sedang menekan bel kamar Hotel Paramount nomor 101 di kota Aston. Dia menatap jam tangan murahnya seharga Rp 30.000. "Sekarang jam 5:00 sore. Aku nggak telat dateng. Seharusnya sih nggak ada komplain dari pelanggan."Leroy menghela napas. Akhirnya, dia mendengar suara pria dari dalam kamar."Tunggu sebentar!"Setelah Leroy berdiri cukup lama, seorang pria muncul membukakan pintu. Dia hanya menggunakan celana boxer yang menonjolkan bagian vitalnya.Leroy mengeluarkan struk dari dalam saku celana dan hendak memberikan pizza kepada si pria. "Totalnya Rp 500 ribu, Tuan," katanya. "Mario Sayang, pizzanya udah dateng? Aku udah laper banget."Leroy terdiam cukup lama. Dia mengenali suara wanita dari dalam kamar. Suara itu mampu membuat jantungnya berpacu lebih cepat. Tidak lama, kedua mata Leroy menangkap sosok wanita berambut pirang panjang memeluk pria bernama Mario dari belakang. Leroy tidak mengenal Mario.
Jika biasanya di rumah mertua Leroy tidak banyak tingkah dan penurut, tapi sekarang dia sudah tidak mampu menahan emosi yang meningkat. Hatinya mendendam. 'Jadi, segitu nggak bernilainya aku di mata kamu, Angel?! Aku nggak sangka pengorbanan selama 5 tahun ini sia-sia. Aku masih aja nggak bisa taklukin hati kamu.'Leroy memergoki istrinya berselingkuh dengan pria dari keluarga kaya di kota Aston. Tapi Angeline dengan tidak tahu malu menyuruhnya berlutut di hadapan pria itu dan mengakui perbuatan yang tidak dia lakukan.Hebat sekali, bukan?!Apalagi mereka dengan bangga memamerkan kemesraan di hadapan Leroy. Apa yang bisa Leroy harapkan dari istri seperti Angeline?Leroy mengepalkan tangan. Dia melangkah maju hendak memukul Mario. Selayaknya naluri lelaki, Mario pun ikut maju meskipun dia sendiri tidak pandai berkelahi. Pada akhirnya, Angeline mengambil tindakan lebih dulu."Jangan cari ribut, Roy! Aku bisa aja panggil satpam buat ngusir kamu. Sebelum aku ngelakuin itu, mendingan seka
Leroy menganga. Dia tahu, cepat atau lambat, keluarga Opulent pasti akan tahu berita tentang dirinya di kota Aston.Kota Aston adalah kota metropolitan juga sebagai central bisnis di negara Oracle. Gedung-gedung pencakar langit dan biaya hidup yang tinggi membuat Leroy menjadi gelandangan 6 tahun yang lalu. Karena perusahaan besar di kota Aston hanya akan merekrut karyawan yang memiliki gelar sarjana dan memiliki pengalaman bekerja."Itu emang bener, Jay," kata Leroy pada akhirnya. "Perempuan rubah itu nggak bolehin aku bawa apa-apa dari rumah. Aku juga nggak bisa ngelamar kerja di perusahaan besar. Entah gimana caranya, Rindy Buana berhasil merencanakan semuanya!"Sejak menikah dengan Angeline, Leroy bekerja di perusahaan jasa antar makanan bernama Aston Pizza Delivery Order. Gajinya tidak seberapa, tetapi uang lemburnya cukup untuk membeli satu baju ataupun celana. Karena Leroy tidak membawa apapun ketika diusir dari rumah.Leroy bertanya, "Kamu tau kan, Jay? Semua akses ke perusaha
Angeline menarik napas, lalu mengembuskannya dengan kasar. "Iya, cuma masalah sepele gitu aja dibesar-besarin! Lagian, kamu harusnya bersyukur! Aku udah ngasih tempat tinggal mewah dan makan gratis selama 5 tahun. Kalo bukan karena kebaikan hatiku, kamu pasti masih jadi gelandangan."Angeline mencemooh suaminya. Sejak pernikahannya dengan Leroy diatur oleh Ramisa 5 tahun lalu, dia dan kedua orang tuanya tidak kuasa untuk menolak. Maka, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengajukan perceraian.Leroy menggeleng. Dia berkata, "Angel, kamu nggak salah muji diri sendiri? Nyatanya, Nenek Ramisa adalah orang yang udah nolong aku dari jalanan, bukan kamu!"Angeline tidak terima. Dia merasa Leroy sudah keterlaluan. Angeline membalas perkataan Leroy. "Jangan lupa, aku selalu ngasih kamu upah Rp5 jutasetiap bulan. Jadi sebenernya, kamu memang cuma Suami benalu di sini. Akulah yang biayain hidup kamu, bukan sebaliknya."Itu benar! Angeline tidak mengada-ada. Setiap tanggal 1, Leroy selalu
"Bukannya kamu dekat sama Tuan Muda Mario?" tanya Vanessa. "Keliatannya dia suka kamu, Angel. Kenapa kamu nggak manfaatin aja?" Wajah Angeline memerah. Dia menatap Leroy yang masih membersihkan kaki ibunya. Vanessa tahu, Angeline sedang melirik Leroy. Dia lantas berkata, "Ngapain kamu ngeliatin Leroy? Kamu berharap dia bisa bantu kamu, hah?! Jangan berkhayal, Angel! Kamu lupa? Suami nggak guna kamu ini cuma bisa diem aja." Leroy tidak peduli dengan hinaan Vanessa. Dia justru iba mendengar Angeline berkeluh kesah. Dia juga penasaran. Sebagai seorang suami, sudah pasti Leroy sangat ingin membantunya. "Heh, Roy! Kok berhenti?!" tegur Vanessa. Roy mengabaikan Vanessa. Dia berdiri, lalu berjalan mendekati Angeline. "Sebentar lagi akhir bulan. Kamu kurang berapa target bulan ini?" tanya Leroy dengan nada khawatir. "Ngapain tanya-tanya? Aku kasih tau ke kamu pun nggak ada gunanya. Kamu nggak bakalan bisa bantu." Angeline merespon pertanyaan Leroy dengan nada tinggi dan tatapan merend