Share

Bab 3. Janji Tetaplah Janji

Leroy menganga. Dia tahu, cepat atau lambat, keluarga Opulent pasti akan tahu berita tentang dirinya di kota Aston.

Kota Aston adalah kota metropolitan juga sebagai central bisnis di negara Oracle. Gedung-gedung pencakar langit dan biaya hidup yang tinggi membuat Leroy menjadi gelandangan 6 tahun yang lalu. Karena perusahaan besar di kota Aston hanya akan merekrut karyawan yang memiliki gelar sarjana dan memiliki pengalaman bekerja.

"Itu emang bener, Jay," kata Leroy pada akhirnya. "Perempuan rubah itu nggak bolehin aku bawa apa-apa dari rumah. Aku juga nggak bisa ngelamar kerja di perusahaan besar. Entah gimana caranya, Rindy Buana berhasil merencanakan semuanya!"

Sejak menikah dengan Angeline, Leroy bekerja di perusahaan jasa antar makanan bernama Aston Pizza Delivery Order. Gajinya tidak seberapa, tetapi uang lemburnya cukup untuk membeli satu baju ataupun celana. Karena Leroy tidak membawa apapun ketika diusir dari rumah.

Leroy bertanya, "Kamu tau kan, Jay? Semua akses ke perusahaan besar ditutup sama Papa atas permintaan rubah betina itu."

Jay mengangguk. Enam tahun lalu adalah masa-masa suram bagi Leroy Opulent. Tidak mungkin Jay tidak mengetahuinya.

Leroy terlahir dari salah satu keluarga konglomerat dunia. Selain keluarga Opulent, masih ada keluarga Hutchison, Monoarfa, Ratulangi dan Lembong. Satu hal yang pasti, aset keluarga Opulent mencapai ratusan triliun rupiah.

Leroy memiliki pendidikan yang berkualitas sejak usia taman kanak-kanak. Leroy termasuk pria yang cerdas. Dia mengikuti kelas akselerasi dan tamat SMA pada usia 15 tahun. Kemudian, dia menyelesaikan study S1 bisnis pada usia 18 tahun di universitas terbaik negara Nephila. Terakhir, dia lulus S2 hukum bisnis perusahaan dari universitas bergengsi di luar negeri pada usia 19 tahun.

Leroy setidaknya menguasai 5 bahasa di dunia dan beberapa cabang olahraga. Seperti renang, menembak, anggar dan karate.

Jay melanjutkan bicaranya. "Apa Anda tau, Tuan? Perkebunan kelapa sawit punya keluarga Opulent direbut paksa sama musuh."

Leroy sedikit terkejut. Namun, dia buru-buru menyembunyikannya.

Kemudian, Jay berkata, "Dari hari ke hari, lahan kelapa sawit keluarga Opulent berkurang sedikit demi sedikit. Apalagi sekarang Tuan Matteo sakit-sakitan sehingga semua tampuk kekuasaan dikendalikan Bu Rindy dan anaknya."

Leroy menatap kedua mata Jay dan berusaha menemukan kejujuran.

"Cepat atau lambat, Anda akan ambil alih Sagari Palm Oil Group. Dengan status Anda di keluarga Opulent, maka Anda nggak perlu ragu membalas sakit hati kepada keluarga Donsu."

Leroy memakai helmnya dengan tergesa-gesa. Dia menyalakan motor.

"Oke, aku setuju balik ke keluarga Opulent, tapi dengan satu syarat. Jangan pernah ikut campur semua urusanku! Bilang gitu ke Papa!"

Setelah berpikir keras, akhirnya Leroy memutuskan untuk kembali ke keluarga Opulent dan menjadi pewaris Sagari Palm Oil Group. Dia siap menangani kekacauan di perusahaan keluarga.

***

Pukul 8:00 malam, Leroy kembali ke rumah keluarga Donsu di hunian mewah yang asri kawasan Lamont Village. Begitu Leroy masuk, kondisi rumah begitu sepi. Dia tidak melihat anggota keluarga Donsu lainnya.

"Kamu udah pulang, Roy?"

Angeline menyambut kepulangan Leroy. Dia tersenyum seolah sore tadi tidak terjadi apa-apa.

Ketika melewati ruang makan, Leroy melihat berbagai hidangan tersaji di meja makan. Dia menyipitkan mata.

"Kamu pasti belum makan malam, kan? Ayo, makan dulu!" ajak Angeline.

Leroy bertanya-tanya di dalam hati, 'Permainan apalagi ini?'

"Nggak usah," tolak Leroy tegas. "Aku mau langsung mandi aja."

Belum sempat melangkah, kedua mata Leroy terfokuskan pada dokumen di samping water jug.

Angeline tahu Leroy sudah menyadari dokumen yang dia siapkan sejak sore. Dia berkata, "Itu dokumen perceraian. Cepet tanda tangan supaya besok kita bisa langsung pergi ke kantor pencatatan sipil!"

Leroy tersenyum sinis. "Segitu nggak sabarnya kamu mau nikah sama bajingan itu," sahut Leroy. "Nggak. Aku nggak akan tanda tangan. Sampai kapanpun, aku nggak akan ceraikan kamu, Angel."

Angeline kesal. "Roy, kamu kapan sadarnya, sih? Nenek Ramisa udah wafat 3 bulan lalu. Jadi, nggak ada masalah kalo kita cerai sekarang."

Leroy menghela napas panjang. Dia menatap istrinya yang cantik lekat-lekat.

Pernikahan antara Leroy dan Angeline telah diatur oleh mendiang nenek keluarga Donsu yaitu Ramisa Donsu. Alasannya karena Leroy telah menyelamatkan nyawa sang nenek.

Hari itu, Ramisa dan suaminyaーBahran Donsu, terjebak macet saat perjalanan ke rumah sakit. Leroy yang saat itu tidak memiliki pekerjaan tetap dan menjadi gelandangan melihat Bahran marah-marah dan panik. Akhirnya, Leroy membantu membawa Ramisa ke rumah sakit dengan menggendong di punggungnya. Padahal jarak tempuh ke rumah sakit tidak dekat.

"Roy, sekarang kamu udah nggak ada utang budi lagi sama Nenek. Kita impas." Angeline melanjutkan bicaranya.

"Janji tetaplah janji, sekalipun Nenek udah wafat. Laki-laki sejati itu yang dipegang janjinya, Angel."

Usai mengatakannya, Leroy pergi ke kamar. Secara hukum, dia dan Angeline memang sepasang Suami Istri. Namun selama 5 tahun pernikahan, mereka tidur terpisah.

Angeline tentu saja marah dengan sifat keras kepala Leroy. Dia bergegas mengikuti langkah Leroy.

Sesampainya di kamar, Leroy membuka lemari dan mencari pakaian ganti. Dia melihat Angeline berkacak pinggang.

"Roy, apa kamu masih marah gara-gara hal sepele di hotel tadi?"

"Apa kamu bilang?!" tanya Leroy dengan tidak sabar. "Masalah sepele?!" Leroy menoleh ke arah Angeline.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Anisa Salsabila P.
yh ampun roy, udh cerein ajh nenek sihir kyk diaaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status