Share

Bab 47

“Duduk saja jika mau.”

Tampak wajah cantiknya yang putih bersih itu berbinar dan senang. Dalam hati aku tetap menanyakan kegigihannya masih mengejarku padahal sudah jelas-jelas aku menolaknya.

“Terima kasih Kak.”

“Kamu tidak apa-apa disini dan membiarkan ayahmu duduk sendiri di bangku depan ruangan inap?”

“Ayah malah yang nyuruh.”

Aku mengangguk saja. Dan hening tak ada pembicaraan. Sampai akhirnya ia yang menekan egonya untuk bertanya terlebih dahulu.

“Untung saja Ayah Kakak segera dibawa ke rumah sakit. Jika terlambat sejam saja kami tidak tahu bagaimana nasibnya.”

“Oo. Terima kasih ya sudah sangat peduli dengan keluarga kami.”

“Ini bukan soal terima kasih. Tapi perhatian kita dan kepedulian saat situasi genting seperti tadi pagi di rumah Kakak.” Aku terdiam. Seperti tertampar dengan ucapan Maria.

“Karena paniknya aku bingung haru

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status