Share

Dongeng Tersamar

Aku mengalihkan pandangan ke arah si bayi, Sinna mengikuti arah pandanganku dan menempelkan telunjuknya di tengah bibir dengan posisi vertikal.

Perasaan dia yang bicara, gimana ceritanya aku yang disuruh diam?

“Dan jelaskan! Gimana Mister Daffar bisa bersamamu ke tempat ini? Dan terangkan bagaimana dedemit itu bisa sampai ke sini? Apa urusan dedemit itu sama keluargaku ini? Apa? Apa? Kenapa? Gimana? Siapa?” Dalam suaranya yang ditahan, tetap saja cerocosannya tak berkurang derajatnya.

Masih sambil berbaring, aku menggerakkan kedua telapak tanganku ke bawah, lalu mencontohkannya sebuah gerakan tarik embus napas panjang dengan pelan.

Sinna otomatis mengikuti gerakan percontohan itu.

Kemudian setelah ia terlihat tenang, aku mengusap-usap punggungnya.

“Yang pertama yang harus ada dalam pikiranmu adalah tenang, oke? Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja,oke?” ucapku menebarkan sugesti positif.

Bagaikan anak kecil, Sinna dengan patuh mengangguk.

“Aku akan menceritakan dengan pelan, han
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status