Share

Informasi Bocor

Kini giliran aku yang menatap wajah Daffar lekat, menelisik gurat wajahnya yang mana tahu di salah satu sudutnya menyimpan satu kehaluan tersendiri.

“Aku hanya menduga,” sambungnya seolah bisa menafsirkan arti tatapanku.

“Phuh ...!” Daffar meloloskan satu embusan napas panjang.

“Kenapa?” kejarku ketika melihat raut wajahnya menggambarkan kekhawatiran.

“Keunikanmu tentu akan sangat menarik para petinggi Anbar dan itu membuatku sangat cemas,” ucapnya lirih.

“Dan ... sayang sekali, justru aku orang yang mengenalkan Kamu pada mereka,” sesal Daffar lirih.

Aku melongo.

“Itu sudah terjadi, bagaimana lagi, nggak perlu disesali,” ujarku datar.

Daffar mengangguk. Lalu, ia memegang tanganku dengan lembut.

“Aku benar-benar berharap Kamu tak berjarak dari pandanganku,” harapnya lembut.

Aku menarik tanganku.

“Kita tidak berada dalam hubungan level pegangan tangan, Bos,” ucapku menahan malu.

Daffar terkekeh.

“Ah ... tentu saja, di sini banyak spionase yang akan melaporkan pada Sinna,” komentar Daffa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status