Share

Indahnya Berdamai

Saat terbangun, Fahri gelagapan karena sisi ranjang yang ditiduri Dinda telah kosong. Gegas Fahri bangkit dari baring menuju pintu kamar mandi dan mengetuk pintu yang terbuat dari kaca sandblasted di depannya dengan panik sambil memanggil nama Dinda.

"Uda kenapa?" tanya Dinda saat membuka pintu kamar mandi dan melongokkan kepala yang terbungkus handuk.

"Kebelet," ringis Fahri malu mengakui bahwa ia takut kembali ditinggalkan Dinda. Tentu saja gengsinya masih belum sepenuhnya hilang.

Dinda mengulas senyum jail. "Bukan karena takut Nda tinggalin, kan?"

Fahri cengengesan. "Salah satunya." Fahri dengan terpaksa mengakui, daripada Dinda kembali ngambek dan kembali pergi.

"Uda berangkat jam berapa?" tanya Dinda sebelum Fahri menutup pintu kamar mandi.

Fahri urung menutup pintu. "Kemana?"

"Ngantor."

"Uda nggak masuk hari ini, mau di sini aja dulu sama Nda."

"Ih! Nda kan diklat, ngapain Uda di sini? Ntar bengong-bengong sendirian malah kesambet!"

"Kan ntar istirahat bisa ketemu lagi." Fah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status