Share

Bab 37.a

Pov Alina

Desember ini, intensitas hujan semakin tinggi. Dari lantai enam gedung rumah sakit, aku melihat jendela yang basah karena gerimis. Tetesan air menggumpal lalu mengalir membentuk garis lurus. Aku mengambil tisu, dan membersihkan embun. Di balik jendela sana adalah pemandangan malam kota Kuala Lumpur. Gedung-gedung menjulang, Jutaan lampu bertebaran bak bintang. Sayangnya sekarang tidak terlihat begitu jelas karena rabun oleh embun.

Pemandangan itu yang menjadi back ground dari ingatanku yang melayang ke mall, tempat aku dan Helen bertemu. Dari awal jelas aku mengerti maksudnya, dia masih menyimpan dendam atas perlakuan kasarku dulu. Sehingga dengan tak punya hati dia memintaku mencium kakinya.

Tidak ada yang kupertimbangkan lagi selain harga diri suami. Bagi Helen dan sebagian orang, anak mungkin tidaklah penting. Tapi bagiku sangat penting. Aku bertahun-tahun berharap memiliki anak, sayangnya masih belum dianugerahi. Sekarang aku punya Zikri, meski bukan lahir dari rahimk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status