Share

30. Menahan pedih

"Kau sudah sarapan, Nak?"

Kepala bersurai pirang itu menoleh pada sang penanya. Sosok sang ibu terlihat mendudukkan diri pada kursi lain bersekatkan meja kopi kayu berbentuk persegi.

"Sudah. Mama bisa melihatnya sendiri, bukan? Piringku sudah kosong." Damian melirik sejenak pada alat makan di atas meja, lalu kembali menekuni monitor laptop di atas pangkuan.

Pria itu memang sedang cukup sibuk pagi ini. Ia tampak sedang membalas beberapa email yang masuk dari perusahaan yang menghubunginya untuk rencana proyek kerjasama, sebab menjalin komunikasi dengan klien adalah tugasnya. Dan taman di sisi rumah merupakan tempat pilihannya.

"Mama senang jika kau menghabiskan sarapanmu." Sasmitha tersenyum hangat. Meskipun sampai detik ini putranya masih begitu sukar diajak makan bersama, setidaknya ia tahu bahwa Damian menikmati masakannya. "Ah, apakah kau libur hari ini?" tanyanya kemudian.

"Tidak. Memangnya jam berapa sekarang?"

Sasmitha menelengkan kepalanya ke sisi kanan untuk menatap jam dindin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status