Share

29 A

“Puas sekali aku melihat kondisimu sekarang, Alina. Sekarang, kalaupun kau mau menikah, tak akan ada lagi yang mau,” kekehnya. “Sekarang, kau tak bisa membalasku, kan? Ayolah berdiri dan tampar wajahku.”

Aku membalikkan badan, duduk sambil mengusap lutut yang kesakitan. Lelaki berusia 43 tahun itu menghirup sebatang rokok dan mengepulkan asap di wajahku. Kukibaskan tangan di depan wajah seraya terbatuk-batuk.

Dia adalah Bang Laung, anak juragan sawit dari desa sebelah. Lelaki berkumis lebat itu sangat sombong karena menjadi pewaris tunggal kebun orang tuanya yang berhektar-hektar. Sejak dulu suka menggodaku, bahkan ngajakin jadi istri ketiganya dengan terang-terangan. Jelas saja aku tidak mau dan marah-marah padanya. Dia lebih tua 20 tahun dariku dan sudah punya anak banyak. Istrinya saja ada dua.

Aku bukan gadis yang mendamba kekayaan secara instan, apalagi harus menggadaikan harga diri menjadi istri ketiga dari lelaki itu. Aku tahu banyak tentang dia karena sering jadi gunjingan pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status