Share

Part 12

“Kamu jangan nangis, Alin. Tenangkan hatimu, Nak. Ibu, Bapak dan kakakmu ada di sini.”

Aku memeluk putriku yang menangis ketakutan. Jarum infus yang menempel di pergelangan tangan sudah terlepas dan mengeluarkan darah. Raka berlari keluar memanggil-manggil perawat yang bertugas.

Suamiku membantu menenangkan dengan mengusap-usap punggung putrinya, barulah Alina diam, bersandar di dada bidang bapaknya.

Bolehkah aku iri, Pak? Putrimu lebih nyaman denganmu, padahal 9 bulan dia menghuni rahimku. Biarpun di sini bukan persaingan, tapi tetap saja hati ini tercubit dan bikin sesak di dada. Adakah salah yang pernah kuperbuat sampai putriku acuh pada ibunya ini?

Dua orang perawat masuk. Salah satu membawa bubur nasi dan yang lainnya memeriksa jarum infus, lalu memasangnya lagi. Aku pamit pada suami untuk keluar mencari Raka, sementara cucuku sedang mengoceh sendirian.

“Hamdan, kamu lihat kemana anak saya?”

“Mas Raka membawa wanita tadi keluar, Bu. Apa perlu saya panggil?”

“Tidak usah, Nak. b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
nurdianis
kenapa alina tidak senang sama ibu nya,
goodnovel comment avatar
Fenny Asmara
hmmmm lanjottt
goodnovel comment avatar
Swetty Vatimah
mungkin karena rambutnya dipotong sama ibunya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status