Share

Bab 124 Keadilan Tidak Untuk Orang Miskin

Safira menghela napas pendek saat memasuki kamar Alana. Alana nampak kurus, dan matanya terus saja sembab, karena terus saja menangis. Gadis tersebut mengalami trauma yang membuatnya semakin prihatin. Safira melangkah masuk ke dalam kamar dan duduk disisi ranjang Alana.

“Boleh kita bisa sebentar? Bicaranya perlahan saja.... jika kau tidak mau menceritakan kejadian tersebut, bagaimana bisa kasus ini selesai....” ucap Safira perlahan. Mencoba tidak memaksa Alana untuk bicara. Dia tahu, pasti mengingat kejadian tersebut adalah hal yang menyakitkan baginya.

“Waktu itu saya keluar dari kelas, hendak pulang.... Tapi saat saya keluar bertemu dengan pak Yanto, Brahmantyo....” jelas Alana. Pikirannya menerawang.

Alana keluar dari kelas, namun di depan pintu, Alana melihat Yanto dan Brahmantyo berjalan kearahnya.

“Keruang saya sekarang.... ada yang mau saya biacarakan padamu....” ucap Yanto dengan nada dingin. Alana menurut saja, saat di dalam ruangan Yanto. Dada Alana berdesir saat melihat sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status