Share

Farmer Market

Aku dan Giko keluar dari restoran setelah berhasil menghabiskan dessert satu cup puding mangga mix dengan es krim. Aku yang menolak diajak ke restoran Padang membuat Giko harus merogoh kocek lebih dalam lagi. Bodo amat. Kan dia ngeyel jadi pacarku. Meski cuma pura-pura, benefitnya harus tetap nyata.

"Gue sama Danar ikut ke Bogor, ya, nanti. Udah lama banget nggak jengukin ibu. Pasti ibu kangen sama gue," ujar Giko penuh percaya diri.

Sudah sangat biasa. Jadi, aku hanya menanggapinya dengan memutar bola mata.

Lalu ketika langkah kami sampai di lantai lobi, dua orang yang baru saja masuk menarik perhatian kami. Aku sempat tertegun melihat keduanya yang melangkah terburu-buru. Mereka Tama dan Sintia. Aku harap mereka nggak melihatku. Malas kalau harus terlibat obrolan dengan mereka berdua. Tapi ....

"Sintia!"

Aku berdecak pelan saat pria di sampingku malah berseru memanggil Sintia. Gara-gara itu mereka menoleh ke arah kami. Sumpah, rasa-rasanya aku ingin sekali menyumpal mulut makhlu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status