Share

Bab 21

 Dua malam sudah pencarian jenazah ibu Harto, tapi hasilnya belum ada sama sekali. Teror di rumah Harto juga semakin gencar terjadi.  Satu persatu dari keenam orang itu diganggu dengan cara berbeda-beda.

 "Kak, aku ngantuk sekali," keluh Ahmad, tersandar di dinding ruang tamu.

 "Sama, aku juga. Hampir semalaman kita tidak tidur," sahut Agung, kedua matanya tampak sayu.

 "Andai ibu cepat ditemukan, pasti masalahnya tidak seperti ini. Dua malam ini kita terus-terusan diteror," keluh Bani, ada rasa kesal di dalam hatinya.

 Harapan, hanya tinggal harapan. Entah kapan semua harapan mereka dapat terkabul dan menemukan jasad ibu mereka.

 "Mas, aku mau ke warung dulu beli stok makanan, mumpung masih pagi," pamit Nana sudah bersiap.

 "Kamu pergi sendiri Na? bahaya nanti," ujar Bani, begitu khawatir.

 "Iya Na, bahaya kalau sendiri. Biarpun ini masih pagi, tetap saja hawanya tidak enak," timpal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status