"Baiklah!""Masalahnya seperti ini ...."Dalam sekejap, Hugo langsung membalikkan kebenaran ceritanya. Dia mengatakan Tobi telah menindas mereka dan merebut perusahaan mereka secara paksa. Dia ingin Darel membantu Keluarga Maharta untuk mengambil kembali aset mereka.Mendengar itu, Darel langsung berkata, "Tak disangka, ada orang yang begitu sombong dan nggak masuk akal seperti itu. Dia bahkan merebut Grup Maharta dari kalian. Kalau aku bisa membantumu mengambilnya kembali, bukankah 200 miliar terlalu sedikit?""Jadi, Tuan Darel minta berapa?""Setidaknya dua triliun!" tawar Darel langsung. Setelah menghadapi masalah serius kali ini, jika dia bisa memperoleh dua triliun, bukankah itu termasuk hasil yang bagus? Dengan begitu, dia juga bisa memberi penjelasan kepada kakeknya saat pulang nanti.Kalau tidak, hanya karena dia menyinggung Raja Naga, kakeknya pasti akan memberi hukuman berat kepadanya.Apa!Dua triliun!Wajah Hugo terlihat muram. Menyuruh mereka mengeluarkan dua triliun untuk
Saat mendengar perkataan Darel, anak buah yang membantu memesan tiket itu menjadi kebingungan.Biasanya, ke mana pun Tuan Darel pergi, dia akan selalu mengambil penerbangan kelas satu.Kebiasaan seperti ini telah dipertahankannya selama bertahun-tahun.Pernah sekali, lantaran Tuan Darel buru-buru mau berangkat, anak buahnya tidak mendapatkan kursi kelas satu dan terpaksa memesan kursi kelas ekonomi. Alhasil, Tuan Darel langsung memukulnya habis-habisan hingga kaki si anak buah patah dan pincang.Sejak itu, tidak peduli metode apa pun yang digunakan, tidak peduli biayanya lebih mahal berkali-kali lipat, mereka tetap harus memesan kursi kelas satu.Mengapa Tuan Darel malah berubah hari ini?Lantaran Darel sudah berkata demikian, anak buahnya tentu melakukan sesuai perintahnya. Untungnya, masih ada penerbangan paling awal, tetapi Darel harus berangkat ke bandara sekarang juga.Tak disangka, Darel malah memuji anak buahnya dan segera naik taksi ke bandara. Ahli bela diri yang mereka bawa s
Melihat ekspresi mereka, Tobi merasa tak berdaya. Dia kemudian berkata dengan nada datar, "Mengapa kalian begitu yakin Keluarga Capaldi nggak tahu masalah ini?""Mengapa bukan sebaliknya? Kakek Basri sudah mengetahui masalah ini, tapi Keluarga Capaldi nggak akan datang balas dendam?""Sombong!"Ibunya Widia langsung memarahinya, "Tobi, meski Kakek Basri hebat, dia juga nggak mungkin tahu masalah yang baru saja terjadi. Sebaliknya kamu masih bisa membual di saat-saat kritis seperti ini?""Jangan pikir kamu bisa menyeret kami ke dalam perselisihan ini. Pokoknya, kami akan menjelaskan semuanya. Dari awal hingga akhir, kami tetap memihak Tuan Darel.""Kamu hanya perlu bersiap-siap mengakhiri nyawamu saja."Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan datar, "Terserah kalian percaya atau nggak, yang penting, Keluarga Capaldi nggak akan berani melakukan hal seperti itu.""Masih berlagak sombong."Kakek Muhar memarahinya, "Baik, kita tunggu saja. Aku mau lihat bagaimana mereka membereskanm
Widia mengikuti Tobi keluar. Setelah masuk ke dalam mobil, barulah dia tersadar kembali. Kemudian bertanya dengan cemas, "Tobi, katakan sejujurnya, kamu yang memukul Darel? Luka di wajahnya itu perbuatanmu?""Benar! Bocah itu memang pantas dipukul, jadi aku pun memberinya pelajaran," jawab Tobi sambil tersenyum."Ternyata benar. Kamu mengancam ingin menghabisi nyawanya?"Memikirkan kekuatan Keluarga Capaldi, Widia langsung bergidik. Dia pun buru-buru berkata dengan panik, "Lantas, apa yang harus kita lakukan sekarang? Bagaimana kalau sembunyi di luar negeri dulu? Tak peduli seberapa hebat Keluarga Capaldi, mereka juga nggak akan bisa mengejar sampai luar negeri, 'kan?""Tunggu sebentar! Mengapa harus kabur?"Tobi tersenyum kecut dan berkata, "Kamu juga nggak percaya kepada kekuatanku?""Tentu saja aku yakin kamu punya kekuatan. Kalau nggak, mana mungkin kamu bisa membantuku berkali-kali. Hanya saja, kali ini berbeda dari sebelumnya. Keluarga Capaldi berbeda dari keluarga lain. Mereka i
“Lantaran kamu sudah datang ke sini, aku juga akan memberimu peringatan. Jangan coba-coba memprovokasiku, atau nggak, kamu akan menyesal!""Cari mati!""Sepertinya kamu masih belum tahu seberapa menakutkannya Sekte Suganda. Sekarang, aku akan perlihatkan kekuatan mengerikan dari ahli bela diri Sekte Suganda."Pria itu tampak kesal. Dia langsung mengulurkan tangan kanannya, bersiap-siap untuk menyerang wajah Tobi. Serangannya begitu ganas dan cepat sekali.Andai serangannya berhasil, wajah lawan mungkin akan hancur atau setidaknya terluka parah.Tobi masih tenang. Dia tersenyum tipis, kemudian memiringkan kepalanya sedikit untuk menghindari serangan lawan. Setelah itu, dia mengangkat tangan kanannya dan meraih pergelangan tangan lawan.Lalu, dibengkokkan secara tiba-tiba.Sebuah kekuatan gelap mendadak muncul dan seketika menghancurkan tulang siku lawan.Diikuti dengan suara retakan.Argh!Pria itu langsung mengeluarkan erangan kesakitan. Namun, detik berikutnya, dia sudah tidak peduli
Peringatan itu terdengar begitu mendominasi.Ditambah dengan tekanan Tobi yang luar biasa, pria dari Sekte Suganda itu tampak terkejut.Namun, kalau dipikir-pikir, kekuatan lawan memang menakutkan, bahkan jauh di luar imajinasinya. Hanya saja, tak peduli seberapa kuat lawan, Sekte Suganda tidak mungkin kalah.Apalagi, salah satu tetua Sekte Suganda mereka, yang merupakan ahli bela diri tingkat puncak Guru Besar.Walau membutuhkan banyak kekuatan eksternal agar berhasil menerobos, tetapi dia telah berhasil mencapai tingkat puncak Guru Besar.Di dunia ini, mungkin tidak lebih dari sepuluh orang yang bisa menyaingi beliau.Sekalipun lawan hebat, saat menghadapi tetua mereka, sudah pasti dia akan mati.Kalau tebakannya benar, kekuatan pemuda ini paling hanya berada pada tingkat awal Guru Besar. Kalau tidak, bukankah itu tidak masuk akal?Teringat akan kekuatan Sekte Suganda dan rasa sakit yang dideritanya, pria itu langsung berkata, "Bukankah kamu sudah kelewat sombong?""Sekte Suganda kam
Namun, sebagai salah satu dari delapan belas jenderal Sekte Naga, Basri seharusnya tahu identitas Raja Naga harus dirahasiakan dan tidak boleh sembarangan diungkapkan kepada orang lain. Dia tidak mungkin memberi tahu hal ini kepada Kakek Muhar.Mungkin karena menganggap hubungan mereka dekat dengan Keluarga Lianto, jadi dia menceritakan hal itu kepadanya.Melihat Tobi masih tidak berbicara, Kakek Muhar terlihat cemas dan buru-buru berkata, "Tobi, kamu masih di situ?""Ya!"Tobi agak kesal dan bertanya dengan nada datar, "Aku lagi berpikir, apa Kakek Muhar barusan sedang mengajariku?""Bu ... bukan. Tentu saja bukan!"Kakek Muhar segera menyangkal dan buru-buru berkata, "Aku terlalu bersemangat, jadinya salah bicara. Tobi, kamu sekarang sibuk? Ayo makan di rumah?"Nada suaranya terdengar memelas.Teringat akan kelakuannya yang berlebihan, apalagi sering mengucapkan kata-kata kasar kepada Tobi sebelumnya, dia sekarang sangat menyesal.Namun, setidaknya dia masih jauh lebih baik dibanding
Di saat bersamaan, ahli bela diri yang sebelumnya menyerang Tobi telah kembali ke Sekte Suganda. Tak disangka, bahkan Evan pun tidak mampu mengobati cedera di tangan dan kakinya itu.Padahal, Evan bukan hanya pandai membuat racun, tetapi dia juga memiliki keterampilan medis yang sangat baik.Untungnya, kakinya masih punya harapan untuk pulih. Hanya saja, dia mungkin akan membutuhkan waktu yang lebih lama."Apa yang terjadi?" tanya Evan dengan marah.Pria itu segera menceritakan apa yang telah menimpa dirinya hingga bisa membuatnya cedera begitu parah, bahkan sengaja membumbui kata-kata Tobi dengan hal-hal yang tidak masuk akal."Benarkah?""Beraninya dia meremehkan Sekte Suganda yang telah berusia ribuan tahun. Dia juga bilang akan menghancurkan seluruh Sekte Suganda dalam hitungan menit?" kata Evan dengan geram."Benar, dia bilang begitu! Dia juga meminta Anda untuk segera melepaskan Nyonya Muda. Kalau nggak, dia akan membuat Anda mati mengenaskan.""Dia berani bilang begitu!""Sialan