Tubuh Widia makin lemas, bahkan bajunya sudah berantakan. Dia benar-benar tenggelam di dalam permainan itu, menikmati sensasi unik yang belum dia rasakan sebelumnya.Meski Tobi tidak mabuk, alkohol jelas telah meningkatkan nafsunya. Dia makin bersemangat, tidak terkendali, dan melakukan semua yang dia inginkan.Namun, di saat itu, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Terdengar suara ibunya Widia yang memanggilnya, "Widia!"Setelah selesai memanggilnya, ibunya Widia langsung tercengang. Bukankah Tobi sudah mabuk? Mereka sudah melakukannya begitu cepat? Dia buru-buru berbisik pelan, "Kalian lanjut."Kemudian, dia segera menutup pintu. Setelah itu, dia diam-diam mengumpat, 'Apa yang telah kulakukan?'Benar-benar gila.Bagaimana kalau perbuatannya barusan akan merusak suasana hati mereka? Bukankah dia akan menyesal nantinya?Ternyata begitu melihat keduanya masuk ke kamar, ibunya Widia berencana untuk membantu putrinya. Jika tidak, putrinya itu pasti malu, apalagi Tobi sudah mabuk.Kemungkinan b
Widia merasa ada kalanya Tobi terlalu berlebihan. Kenapa dia mesti berpura-pura menjadi Raja Naga dari Sekte Naga? Apa dia tidak tahu Raja Naga itu keberadaan yang menakutkan dan hebat?"Pura-pura apanya?" tanya Tobi tidak mengerti.Widia memelototi Tobi dan berkata, "Masih pura-pura lagi. Kamu mengira kamu itu Raja Naga sungguhan? Kalau aku nggak mengelabui Kakek dan yang lainnya, mana mungkin mereka bisa menganggapmu sebagai Raja Naga?"Namun, Tobi memang pintar berpura-puraAwalnya, dia sempat khawatir akan terbongkar. Dia hendak mengingatkan Tobi untuk berpura-pura menjadi Raja Naga dari Sekte Naga.Tak disangka, Tobi justru bisa menutupi segalanya dengan rapi, seolah-olah dialah Raja Naga Sekte Naga yang sebenarnya.Jika Widia tidak mengetahui kebenaran itu, mungkin dia juga akan tertipu.Namun, ada bagusnya juga, apalagi sikap orang tua dan kakeknya langsung berubah drastis. Hanya saja, dia masih khawatir suatu hari nanti kebenaran ini pasti akan terungkap. Saat itu, mungkin situ
Tidak salah lagi. Saat itu, Tobi bilang dirinya adalah Raja NagaSaat memikirkan hal ini, jantung Widia berdebar.Meski Tobi bukan Raja Naga, dia masih bisa mengelabui Kakek dan orang tuanya. Dia bisa bilang Tobi menggunakan identitasnya sebagai Raja Naga dan membantu mereka dalam menyelesaikan masalah-masalah sebelumnya, 'kan?Termasuk kali ini juga, mengintimidasi Keluarga Capaldi.Lagi pula, sejak awal, Tobi sudah membual dan mengatakan dia bisa dengan mudah menangani Keluarga Capaldi. Bisa dikatakan, ini sepenuhnya sesuai dengan karakternya.Setelah memikirkan semua ini, Widia memberi tahu Kakek Muhar dan orang tuanya bahwa Tobi sebenarnya adalah Raja Naga dari Sekte Naga yang baru menjabat itu.Begitu mendengar penjelasan itu, Kakek Muhar dan yang lainnya tercengang, seakan-akan tidak percaya sama sekali. Namun, setelah Widia perlahan menjelaskan kebenarannya. Tak disangka, semuanya begitu cocok.Lagi pula, dari awal, Tobi-lah yang mengatasi semua masalah itu.Setelah mencerna sej
"Ada bagusnya juga. Bukankah mereka yang ingin menyatukan kita? Saat itu, mereka juga nggak bisa memaksa kita berpisah lagi.""Benar juga, sepertinya istriku sudah bertekad untuk bersamaku.""Siapa yang ingin bersamamu? Aku hanya, hanya ...."Sebelum Widia menyelesaikan kata-katanya, Tobi memeluknya lagi dan berkata, "Kamu hanya memikirkanku setiap hari, berharap aku bisa sukses dan membiarkan semua rintangan yang menghalangi kita musnah seluruhnya.""Sebenarnya kamu nggak perlu berjuang sekeras itu. Meski suamimu bukanlah Kaisar Langit, aku juga termasuk pemimpin di bumi.""Membual lagi."Kali ini, Widia tidak lagi melepaskan dirinya. Dia hanya bersandar dalam pelukan Tobi. Walau dia sedang beradu mulut dengan Tobi, tetapi hatinya tetap merasa bahagia.Dia yakin Tobi pasti akan memiliki pencapaian di masa depan.Meski Tobi tidak memiliki latar belakang, berdasarkan penampilannya akhir-akhir ini sudah cukup membuktikan keunggulan dan kekuatannya.Asalkan memberinya waktu, dia pasti aka
"Jangan khawatir, Bibi, aku pasti akan menjaganya. Aku hanya khawatir kamu akan berubah pikiran." Tobi teringat dengan apa yang dikatakan Widia tadi malam. Andai mereka tahu kebenarannya, entah reaksi seperti apa yang akan mereka berikan."Mana mungkin. Kamu lupa? Bukannya aku sudah bersumpah kemarin?""Benar juga. Sumpah seperti ini nggak bisa dianggap main-main. Bagaimana kalau menjadi kenyataan?" kata Tobi sambil tersenyum.Mendengar kata-kata itu, ibunya Widia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, mungkin itu karena dirinya selalu bersikap kasar kepada Tobi sebelumnya, jadi wajar saja sekarang dia balas menyerangnya.Jadi, ibunya Widia hanya bisa menahan diri. Dia buru-buru menyuruh Tobi duduk untuk menikmati hidangan mewah.Tak lama kemudian, Widia juga keluar dari kamar.Melihat keluarganya yang begitu perhatian kepada Tobi, dia diam-diam menahan senyum pahit.Dia hanya berharap keluarganya tidak begitu cepat mengetahui identitas palsu Tobi.Setelah menyelesaikan sarapan, m
Bukankah markas besar Sekte Suganda berada di sana? Apa yang ingin dilakukan bocah itu? Jangan-jangan dia ingin menyerang markas besar Sekte Suganda?Tidak mungkin!Tidak masuk akal sekali.Namun, tak peduli apa yang direncanakan bocah ini, berdasarkan alamat, pelat mobil dan tujuannya, mereka bisa dengan mudah melacak lokasinya.Dia hanya khawatir bocah ini sedang menipunya.Namun, rekan yang bersamanya mengatakan Tobi pasti tidak berbohong. Jadi rekan itu segera mengantar Bahri untuk mengejar Tobi.Tobi juga tidak bermaksud mempersulit Bahri. Bagaimanapun, dia sudah jauh-jauh datang ke sini, apalagi jaraknya tidak dekat. Terlebih lagi, dia termasuk ahli bela diri yang hebat.Namun, dia ingin menghemat waktu.Dia berencana untuk menyelesaikan Sekte Suganda hari ini dan berusaha secepat mungkin kembali ke kediaman Lianto dan menemani istrinya.Biasanya, Tobi akan mengemudi dengan cepat. Namun, untuk mengejar Tobi, Bahri bahkan menyuruh rekannya untuk mengemudi dengan kecepatan tinggi d
"Omong kosong!"Bahri tidak terima dihina seperti itu, apalagi kekuatannya dipertanyakan oleh seorang bocah? Sebenarnya, dia sudah mengamati dengan cermat situasi di sekitar sana. Memang tidak ada penyergapan, tetapi kalau itu kenyataannya, mengapa bocah ini masih begitu tenang?Ya sudah, buat apa peduli begitu banyak? Bisa-bisanya dia diperdaya oleh bajingan ini. Dia langsung berkata, "Tak perlu omong kosong lagi. Beraninya mempermalukan Sekte Suganda kami, kamu pasti akan mati hari ini."Begitu selesai berbicara, dia langsung meluncur ke depan dengan gesit. Dalam sekejap, dia telah muncul tepat di hadapan Tobi dan bersiap-siap mendaratkan pukulan dengan telapak tangannya.Dalam serangan ini, dia hanya menggunakan 20 hingga 30 persen kekuatannya.Dia sengaja melakukan itu untuk menguji kekuatan Tobi lebih dulu. Dia tidak percaya, mana mungkin kekuatan anak semuda itu telah mencapai tingkat Guru Besar?Tobi mengangkat bahu tak berdaya. Dia melambaikan tangannya dan bergegas maju ke dep
Bahri terlihat emosi. Bocah ini mengira dia bisa menahan serangannya. Dia tersenyum sinis, "Bocah, kamu sungguh cari mati. Baiklah, akan kutunjukkan kekuatanku yang sebenarnya."Selesai berbicara, tubuhnya langsung melayang ke udara. Ada enam pisau gelap yang mendadak muncul di depannya. Masing-masing pisau itu memancarkan energi yang menakutkan.Dia kemudian merentangkan tangannya. Seketika, kekuatannya langsung meledak.Enam pisau itu meluncur dengan kecepatan tinggi, membawa kekuatan yang begitu dahsyat,Setidaknya serangannya kali ini dua kali lebih kuat dari serangan sebelumnya.Ada sedikit kilatan keterkejutan di mata Tobi. Benar saja, Bahri memang sangat hebat. Andai dia belum berhasil mencapai tingkat puncak Guru Besar, kemungkinan besar dia tidak akan bisa menghadapi lawan dengan tenang.Tobi kemudian melambaikan tangan kanannya. Kekuatan dahsyat langsung menyelimuti tangannya. Beberapa gelombang kekuatan dari telapak tangannya langsung meluncur dan tepat mengenai pisau-pisau