Share

80. Antara Kontrak dan Perasaan Rabu

“Ha-ha-ha, gue yakin itu Katha pasti lupa kalau udah janjian makan siang sama lo,” Kandara terbahak-bahak sampai sudut matanya berair. “Bisa-bisanya tuh anak malah makan sama cowok lain.”

Rabu berusaha keras menyembunyikan ekspresi kecut di wajahnya. Dia sudah mengulas senyum, tapi tetap jadi bulan-bulanan sang kakak ipar karena katanya terlalu kentara.

“Dia bilang apa ke lo?” tanya Kandara.

“Janji masakin nanti malam,” jawab Rabu pelan, dan tentu lagi-lagi bersambut tawa Kandara yang seperti tidak ada puasnya. Dia kemudian membuka layar gawai yang menunjukkan. Ada pesan dari Langit yang mengatakan bahwa makanannya dan Kandara sudah diantar beberapa menit lalu.

Setelah bertemu di lobi tadi, Kandara memang mengajak Rabu makan siang bersama. Dia yang hendak makan seorang diri, jadi senang menemukan Rabu yang ditinggal oleh partner makannya. Jadilah mereka sekarang duduk di sofa ruangan Kandara, menunggu pesanan makanan.

“Eh, kayaknya kita deh ya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status