Share

86. Harmonis

Rabu mengusap wajahnya. Mobilnya masih diam dalam kondisi menyala di depan gedung kantor Katha. Beberapa karyawan yang baru datang mencuri pandang ke arah jendela mobilnya.

“Kenapa lo bilang gitu, Tha?” tanya Rabu akhirnya. Suaranya jauh lebih melemah dibanding saat meminta maaf tadi.

“Karena kayaknya gue terlalu membebani lo,” jawab Katha. Dia memainkan kuku-kuku jemarinya atas situasi yang lebih tidak nyaman dibanding saat mereka bertengkar tadi.

Andai tidak sedang berada di depan kantor, mungkin Rabu sudah berteriak frustrasi atas tawaran Katha yang dianggapnya konyol. Perjanjian itu memang ada. Namun, dia juga masih ingat betul bahwa apa yang tertulis di sana. Sedangkan pada kenyataannya, tidak ada satu pun dari mereka yang punya pasangan. Dan Rabu juga tidak berniat mencari wanita lain selain istrinya saat ini.

“Gue oke, Tha. Gue nggak terbebani.” Rabu mengetatkan genggamannya pada setir mobil.

“Lo bisa bilang gitu. Tapi sebenarnya pernik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status