Share

Bab 39

“Dulu,” kata Nada.

“Iya, dulu, tapi berarti pernah ‘kan?”

“Aduh, kok kepalaku sakit. Kayaknya aku harus ke toilet.”

Saat itu Nada sudah memegangi kepalanya. Ia juga sudah mempercepat jalannya.

“Nad, hay! Mau ke mana? Katakana sekali lagi, kamu mencintaiku?” 

Namun, Ali justru menghalau jalannya. Sehingga, sekali lagi ia harus berhenti.

“Itu dulu Al, sekarang keadaan sudah berbeda. Aku juga perlu menyesuaikan semuanya dulu. Jadi kalau memang kamu tidak sabar menungguku. Aku enggak akan memaksa kamu menerima lamaranku ini. Biar Ilyas dan Abah menjadi urusanku. Kamu enggak perlu memikirkan mereka, percalah padaku! Meskipun, mereka sangat menginginkan kita berjodoh, tapi kebahagiaanku juga sama pentingnya. Mereka enggak mungkin memaksakan keputusan tanpa meminta persetujuan dariku.”

“Aku akan menunggu, selama apa pun itu.”

“Terima kasih, jadi b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status