Share

Hampir Gila

Dira tersedak ketika sebuah tangan terulur memberikan dua buah pisang padanya. Buru-buru ia pasang penutup di wajah. Tabib itu takut aibnya ketahuan dan dicemooh siapa pun.

“Kenapa harus ditutup?” tanya Arsa yang kehilangan kesempatan memandang wajah sang tabib.

“Malu. Ada bekas luka besar.” Dira mengambil dua buah pisang itu dengan ragu dari tangan Arsa.

Sebenarnya dari sekian banyak orang, sang tabiblah yang paling lapar. Hampir tujuh malam tak pernah benar-benar tidur karena mengurus borok warga.

“Coba aku lihat.” Dewa perang itu nekat meraih cadar Dira. Tapi gadis itu lekas menghindar.

“Terima kasih atas buahnya, Tuan. Dan apa kau berencana menetap di sini? Aku lihat dari cara berpakaian, pembawaan dan semua tentangmu, kau seperti lebih tinggi kastanya dari adipati atau mungkin raja yang tak pernah aku temui.”

Arsa diam sejenak. Jelas ia akan tinggal sampai tujuannya tercapai. Tapi dia harus menjawab apa atas pertanyaan Dira.

“Aku berencana tinggal, sampai orang-orang di si
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status