Share

Rumah Baru

“Jangan terlalu kau pikiran kata-kata orang. Mereka kadang asal bicara dan menebak jalan hidup orang. Tanda lahir di wajahmu sama sekali bukan tanda sial.” Arsa memahami apa yang ada di dalam hati Dira.

“Memang benar jadi pembawa sial. Buktinya hanya karena ini saja aku dibuang. Sudahlah, aku tak mau mengenang masa lalu. Yang perlu aku pikirkan di mana sekarang aku tinggal? Rumahku yang kecil itu hancur begitu saja.”

“Serahkan padaku. Kau hanya tinggal duduk manis saja dan menerima semuanya.”

“Tapi Tuan, kan, buta, bisa dapat kayu dari mana dengan keadaan gelap seperti sekarang?”

“Tadi juga waktu aku membawamu melompat dalam keadaan buta. Masih ingin meragukan kemampuanku?” tanya kembali Arsa. Dira hanya menggeleng saja, meski keraguan masih bercokol di sanubarinya.

Ombak tanah dan pohon di seberang telah berhenti bergumuruh. Tanah di tempat dewa perang dan sang tabib berpijak tak lagi bergetar. Arsa bergerak cepat membuat tempat berbaring sementara yang nyaman bagi Dira.

Gadis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status