Share

Suara Pertama

Air hujan masih membasahi jalanan setelah beberapa saat lalu berhenti menetes. Aspal berwarna abu-abu seakan ingin mengatakan kepada dunia bahwa dia merdeka. Tidak ada lagi sebuah alasan untuk menjadikan dia tidak bahagia.

Aku pulang dari warung yang aku jaga, jalan kaki. Siang tadi, ketika Pak Bisri datang melihat warungnya, aku memberanikan diri kepadanya bahwa aku ingin meminjam sedikit uang darinya. Aku menerangkan kepada dia bahwa aku mempunyai rencana untuk membeli handphone.

“Baiklah, berapa yang kamu butuhkan?”

Lalu aku menjawab dengan jawaban apa adanya. Tidak perlu bagus, yang penting bisa telpon atau paling tidak SMS. Tidak perlu bisa menjalankan aplikasi-aplikasi canggih, tidak perlu. Lagi pula, siapa yang akan aku hubungi jika menggunakan aplikasi keren itu? Bukankah nanti aku akan telepon kepada Pak Rt, yang hp-nya sangat-sangat jadul sekali?

Akhirnya aku mendapatkan pinjaman sesuai dengan harga hp, tidak lebih dan tidak kurang sama sekali. Sebenarnya aku ingin membeli
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status