Share

Suatu Hari

“Sudah makan?” tanyaku.

“Belum.” Jawabnya sangat datar bagaikan jalan tol Solo-Surabaya.

“Makan, yuk!”

“Belum lapar!”

“Baiklah!” kataku lagi.

Dia menoleh ke arahku. Rupanya, ada suatu hal yang dia ingin katakan kepadaku. Dari tadi, dia hanya diam tanpa sebab. Tidak seperti biasanya. Dia yang selalu cerewet dengan hal-hal kecil, malam ini menghilangkan hal besar, dalam hidup kita. Sekarang, aku hanya menunggu dia bicara. Kata-kataku sudah habis. Di mana lagi aku harus membeli sebuah kata? Baiklah, aku akan menunggu dia membuka mulut manisnya.

Sekarang, aku berada di sebuah taman ramai kota Surabaya. Satu Minggu yang lalu aku juga kemari. Malam Minggu pula. Sekarang adalah malam Minggu. Dan, sekarang aku tidak ditemani oleh kesepian. Tapi, lebih parah lagi, aku ditemani oleh orang yang kesepian. Dia adalah Sulis orang yang kesepian, tidak jauh dari suasana hatiku. Dia selalu kesepian, kecuali pada waktu-waktu tertentu dalam hidupnya. Aku belum pernah melihat dia sesedih ini. Setahuku, d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status