Share

6. melihat fotonya

Melihat foto suamiku di postingan wanita lain sontak dada ini serasa dihantam bongkahan batu, sesak nafas ini nyaris tersengal bukan main.

Aku jatuh terduduk dengan tangan gemetar dan tungkai kaki yang lemas seketika. Aku tidak tahu aku harus marah dari mana tapi yang jelas kejengkelan itu memuncak. Aku murka kepada aruni, marah juga pada suamiku yang tidak jujur padaku bahwa ia mengantarkan kakak iparnya.

Mengapa ia harus menyembunyikannya? Apakah karena aku jarang terang-terangan menunjukkan keberatanku atas kedekatan mereka yang terlalu akrab ataukah ada hal yang lainnya?

Sampai seniat itu membohongiku kalau dia punya pekerjaan di hari libur Padahal dia antarkan wanita jalang itu ke perlombaan anaknya. Dan si jalang itu... Kenapa selalu mengandalkan suamiku, Kenapa selalu Mas Arman yang dia suruh, dan Kalau suamiku tak mau dia akan memaksa dan menunjukkan kesedihannya. Suamiku yang mudah tersentuh dan iba pada orang lain akan menyerah dengan air mata aruni. Astaga, hatiku sesak, jengkel dan mangkel.

"Mas kamu di mana?" Aku langsung menelpon ya tanpa menunggu waktu yang lama.

"Aku masih dengan klien!"

"Jangan bohong denganku Aku baru saja mengetahui di mana kau sekarang."

"Ah, nanti aku jelaskan, tolong mengertilah dan tunggu Aku pulang."

"Apa kebohongan yang akan kau siapkan agar aku bisa tenang dan tidak marah padamu!"

"Tenanglah Hanifah, ini tidak seperti yang terlihat, jadi, tenangkan hatimu!"

"Bagaimana hatiku akan tenang, kau dan Wanita itu telah menyiram bensin di atas kobaran api! Pulanglah cepat!" Aku kesel sekali dan tidak bisa menahan emosiku pada mas Arman. Aku berteriak padanya karena aku kalap dan gelap mata.

Aku tahu, aku tak boleh cemburu pada iparku, tapi fakta bahwa Wanita itu sangat cantik dan sedikit centil membuatku tidak tenang. Sekuat-kuatnya iman seorang lelaki jika sudah berhadapan dengan makhluk seksi, pasti akan tergoda, minimal lekat untuk menatap, walau tidak menyentuh apalagi membuka bungkusnya.

Allahu Akbar, Aku tak mau membayangkan kalau percakapan demi percakapan yang bergulir di antara mereka menciptakan keakraban tersendiri yang membuat wanita itu jadi tidak sungkan-sungkan dan manja, bukan tak Mungkin ia sesekali menyentuh Mas Arman Dan suatu saat dia pasti akan menggodanya.

Bukankah cinta hadir karena kebersamaan yang selalu intens? Dan bagaimana pula suamiku bisa menebalkan iman dan pemikirannya untuk setia, bila ia selalu berhadapan dengan wanita yang mata dan senyumnya membuat pria meleleh? Ah, aku resah.

*

2 jam kemudian.

Mobil suamiku terdengar masuk di garasi rumah, aku yang saat itu sedang rebahan di lantai 2 langsung berlari turun dan menyambut kedatangan Mas Arman. Aku sudah menyiapkan ocehan di bibirku yang bisa saja meluncur 1000 kata per detik, namun, Aku ingin mendengar alasan dan penjelasannya.

"Assalamualaikum." Lelaki itu menyapaku di ampang pintu sementara aku hanya cemberut dan melipat tanganku di dada.

"Kau tidak bilang padaku kalau kau mengantarkan wanita itu! Apakah penting untuk menghabiskan waktu dengannya dibandingkan dengan keluargamu sendiri?!"

"Ya ampun jangan langsung marah!"

"Aku benar-benar ingin tidak marah tapi perbuatanmu mengecewakanku. Bukankah aku sudah bilang kalau hari ini kita ke rumah ibu tapi kamu rela membohongiku dan bilang kalau kamu ada klien! Padahal sebenarnya kamu mengantarkan wanita centil itu!"

"Eh jangan bilang gitu dong, dia ipar kita!"

"Apakah kau lupa batasan dan apa yang kita bicarakan tempo hari?"

"Sebenarnya aku tidak mau mengantar aruni tapi dia datang ke kantorku membawa anaknya dan bilang kalau mereka ketinggalan bis!"

"Apa? Ketinggalan bis?"sungguh alasan yang sangat membagongkan.

"Iya, dan aku yang kasihan dengan Gilang merasa iba padanya dan langsung mengantarkan mereka."

"Tapi kau bisa memesan taksi dan bila perlu bayarkan untuknya Mas, kau tidak perlu ikut sampai mengabaikan Anak dan istrimu sendiri!"

"Dia bilang dia tidak berani kalau tidak pergi dengan anggota keluarga!"

"Ada mas Hendra dan mas Bayu, Kenapa aruni tidak minta pada mereka, Kan aku sudah tekankan padamu kalau kita akan ke acara keluargaku."

"Tenang sayang, please, aku benar-benar lupa!"

"Lupa?!" Aku semakin murka aja dengan alasannya.

"Iya setelah mengantarnya aku beristirahat dan menunggu mereka di bawah pohon depan lokasi acara, aku benar-benar tidak ingat bahwa kita akan ada acara lagi."

Kalau gitu menyentuh kedua bahuku tapi aku menepisnya dengan kasar dan kesal sekali.

"Aku benar-benar minta maaf dan menyesal," ucap suamiku.

"Oke, tapi lihat caption wanita ini, lihat postingan Instagramnya. Dia bilang dia berterima kasih pada sosok yang selalu ada saat mereka butuhkan Apakah dia sedang berterima kasih padamu? karena, dengan bangga yang memposting fotomu."

"Aku tidak bisa mengendalikan apa yang dia posting tapi aku akan bicara padanya agar tidak lagi memasang status seperti itu untuk mencegah salah paham!"

"Bicara sekarang juga!"aku memerintahkan suamiku untuk menelepon iparnya itu

"Iya tenang saja aku akan minta dia untuk menghapusnya, tapi, jangan marah lagi." Ucap suamiku sambil menenangkan diri ini. Kendati dia membujuk sedikit panik dan gugup karena ketahuan ada foto dia di I*******m wanita itu, tetap saja hati ini sudah terlanjur jengkel. Geram rasanya dan ingin kujambak aruni tapi aku masih menghargai ibu mertua dan keluarga lainnya. Andai tidak malu pada orang-orang akan kubotaki wanita itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status