Share

BAB 173

Penantian yang dirasakannya menyesakkan dada. Sibuknya ruang operasi juga semakin memperburuk perasaannya. Rasanya dia tidak sanggup lagi menunggu terlalu lama karena hal itu hanya akan membuat perasaan kehilangannya semakin nyata.

Malaikatnya. Abigailnya.

"Please, Abi—" hanya itu yang sanggup dia ucapkan selama menunggu. Permohonan yang semakin lama terdengar sarat putus asa.

"Please...please..please..."

Hingga akhirnya jantungnya berdegup kencang saat tangisan anak pertamanya menggema membuat Lucca tercengang untuk beberapa saat. Itu adalah suara yang tidak pernah dia bayangkan akan dia dengar karena dulu dia sama sekali tidak pernah memimpikan hal seperti ini. Tangisan yang menggema itu menyadarkannya bahwa saat ini dia resmi menjadi seorang Papa.

"Dia datang, sayang." Tangannya yang menggenggam tangan Abi bergetar hebat. "Dia datang. Malaikat mungil kita."

Sangking menghayati suara tangisan itu, tanpa sadar matanya berkaca-kaca. Kebahagiaannya tak terbendung. Pantaskah dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status