"Aku mau mandi dulu ya, sayang..." ucap Jimmy pada Yura saat dia baru saja sampai di dalam apartemen Yura bersama asisten pribadinya, Han Tae Suk.
Yura yang saat itu baru saja selesai berpakaian sehabis mandi.
Malam ini Yura sudah mempersiapkan dirinya di dalam apartemen sesuai dengan kehendak laki-laki yang sudah membookingnya malam itu. Yaitu, Jimmy Ling.
Seorang konglomerat yang merupakan anak dari perdana menteri Korea Selatan. Seorang laki-laki tampan yang terlihat sempurna secara fisik dan materi, hanya saja di luar dua hal itu Jimmy adalah pribadi yang memiliki kelainan seksual akut.
Dia, adalah satu-satunya pelanggan Yura yang rela mengeluarkan uang lebih banyak bahkan berkali-kali lipat dari harga biasa per satu malam hanya untuk bisa bersama Yura.
Pelanggan Yura yang membludak membuat Jimmy perlu bersabar dan bersusah payah supaya bisa mendapatkan giliran. Bagi Jimmy, hanya Yura yang bisa mengerti apa yang dia mau. Dan hanya Yura yang bisa membuatnya mencapai klimaks secara sempurna. Sebab, Yura sudah tahu hal apa saja yang di sukai dan tidak di sukai oleh Jimmy. Dan sejauh ini, Yura tak pernah melakukan kesalahan apapun yang mampu membuat Jimmy berpaling darinya.
Bagi Jimmy, Yura itu adalah satu-satunya PSK paling tangguh yang mampu bertahan di atas permainan kerasnya di atas ranjang. Sebab itulah, Jimmy rela mengeluarkan uang banyak demi bisa bergulat bersama Yura semalaman penuh.
"Apa lihat-lihat?" bentak Yura pada Tae Suk, asisten pribadi Jimmy yang sedari tadi terus menatapnya penuh keterpesonaan.
Lagi pula laki-laki mana yang tidak tergiur oleh tubuh seksi Yura yang kini hanya terbalut pakaian tidur tipis berwarna hitam dimana dia tak memakai dalaman sama sekali. Bahkan Tae Suk bisa melihat jelas pantulan puting payudara Yura yang menerawang dari dalam pakaiannya. Han Tae Suk berkali-kali menelan salivanya sendiri.
Beberapa menit kemudian, sang majikan telah selesai mandi.
Han Tae Suk di minta berjaga di luar kamar.
Padahal Han Tae Suk sangat berharap bisa ikutan mencicipi Yura malam ini.
Ah, sepertinya itu hanya mimpi! Pikir Tae Suk yang kini memilih duduk santai di sofa sambil meminum Soju sembari menunggu sang majikan melakukan aktifitas panasnya bersama Souyura Yeon Jin.
Aktris cantik sekaligus PSK yang memiliki aura kecantikan luar biasa, serta kepiawaiannya dalam memuaskan siapapun pelanggan yang telah membookingnya selama ini.
Yura itu memang wanita hebat.
Dia bisa tahan menghabiskan waktu satu malamnya bersama seorang Jimmy Ling.
Padahal Tae Suk tahu betul bagaimana buas dan ganasnya Jimmy di ranjang.
Bahkan seorang PSK pernah dikabarkan meninggal selang beberapa hari usai tidur bersama Jimmy.
Dari kabar yang beredar, PSK itu meninggal karena pendarahan hebat di organ vitalnya.
Ih...
Han Tae Suk jadi bergidik sendiri.
Membayangkannya saja dia sudah ngeri duluan.
*****
Pesan masuk
My wife
Akmal sudah tidur. Aku tidak bisa tidur, menunggu video call dari suamiku, lama sekali, memangnya Kakak sedang apa?
Pesan terkirim
Aku keasyikan mengobrol tadi bersama rekan-rekan satu kantorku sekalian makan malam. Maaf ya sayang. Ini aku sedang dalam perjalanan menuju apartemenku. Nanti aku langsung video call jika sudah sampai di apartemen. Muach muach muach...
Reyhan masih sibuk berkirim pesan dengan istrinya sambil terus melangkah menuju apartemennya.
Selepas shalat isya pukul setengah delapan malam tadi, Reyhan diminta Pak Satoshi untuk bergabung di sebuah kafe daerah Busan untuk ikut makan malam bersama beberapa petinggi perusahaan W-mart. Hingga dia lupa waktu, saking asiknya mengobrol sambil menikmati suasana malam tepi pantai kota Busan. Indah sekali. Reyhan sangat terpesona dengan panorama alamnya.
Reyhan masih terus mengetik-ngetik sesuatu di layar ponselnya saat dia melewati sebuah apartemen yang letaknya tidak jauh dari apartemen miliknya
Sampai sebuah suara teriakan seseorang yang berhasil ditangkap oleh Indra pendengarannya, membuat langkah Reyhan terhenti tepat di depan pintu apartemen itu.
Reyhan ingin menyimak lebih jelas lagi dengan menempelkan sedikit telinga kirinya ke arah pintu. Sebab suara itu semakin lama terdengar semakin keras.
Seperti suara seorang wanita yang sedang merintih kesakitan dan berteriak-teriak sambil mengucapkan kata, "Sudah cukup! Hentikan! Aku mohon! Aaahhh... Sakiiitttt!!! Tolonggg... Berhenti!!!"
Kening Reyhan terlihat semakin berkerut. Dia kebingungan sekaligus cemas.
Lalu dia teringat dengan seorang wanita bernama Yura yang kemarin malam membantunya memasukkan kode pintu apartemennya. Bukankah ini adalah apartemen milik wanita itu? Pikir Reyhan membatin.
Seorang wanita yang mengenakan masker wajah dengan rambut yang digelung asal dan acak-acakkan. Pakaian yang dia kenakan kemarin malam juga tidak seperti pakaian wanita pada umumnya. Wanita itu mengenakan celana jeans sebatas lutut yang sobek dibagian paha. Lalu dia mengenakan atasan sebuah kaos belel yang bagian lehernya lebar hingga baju itu merosot dari atas bahunya. Memperlihatkan sebagian bra bagian atasnya. Meski tidak seluruhnya. Tapi hal itu cukup membuat Reyhan jengah. Meski pada akhirnya Reyhan tetap memperkenalkan diri sebagai tanda terima kasih karena Yura telah menolongnya.
Reyhan masih berdiri di sana, didepan pintu apartemen Yura dan dia sungguh tidak tahan lagi saat dia harus terus menerus mendengar suara teriakan wanita itu dari dalam sana. Reyhan benar-benar tidak tahan, hingga setelahnya diapun tergerak untuk menyelamatkan wanita itu. Tapi, dia mendadak ragu saat tangannya hendak menyentuh gagang pintu apartemen. Dia takut salah langkah. Karena dia sendiri belum bisa memastikan apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam sana. Hingga setelahnya diapun menelepon bagian security apartemen yang cekatan mendatanginya di depan apartemen Yura.
"Aku mendengar ada kejanggalan yang sepertinya sedang terjadi di dalam sana, Pak. Coba tolong di cek, Pak." ucap Reyhan khawatir.
Security itupun langsung memencet bel pintu apartemen. Dan tak lama kemudian seorang laki-laki terlihat membuka pintu apartemen itu. Dari wajahnya dia terlihat kesal.
"Ada apa?" tanyanya datar.
"Boleh kami periksa sebentar ke dalam sana, Pak?" ucap security apartemen.
"Maaf, kami sedang sibuk tidak bisa diganggu," ucap laki-laki itu lagi. Dia langsung menutup kembali pintu apartemen Yura. Tapi hal itu ditahan oleh Reyhan. Dia yakin ada hal buruk yang sedang terjadi di dalam sana.
"Kami hanya ingin memastikan saja, Pak sebentar. Karena saya sempat mendengar suara teriakan wanita dari dalam sana," ucap Reyhan masih dengan nada bicara yang sesopan mungkin.
"Anda siapa? Tidak usah ikut campur masalah kami!" bentak laki-laki di dalam apartemen itu yang kini menatap marah pada Reyhan. Hingga setelahnya, seorang laki-laki lain terlihat keluar dan mencoba untuk menengahi. Laki-laki itu terlihat lebih santai dan lebih ramah dibanding laki-laki yang pertama membuka pintu. Dia juga terlihat sudah berpakaian rapi saat keluar.
"Maaf, Pak. Kami sudah selesai dengan kegiatan kami. Ini hanya salah paham saja. Tidak ada apa-apa disini." ucap laki-laki kedua itu. Hingga setelahnya security itupun pergi dengan ekspresi ketakutan, setelah melihat siapa laki-laki ke dua yang baru saja keluar tersebut, dia adalah Jimmy Ling, salah satu anak pejabat penting di Korea Selatan.
Reyhan jadi dibuat semakin bingung oleh sikap security itu yang tidak bisa tegas menangani masalah. Reyhan tidak bisa percaya begitu saja dengan omongan laki-laki itu, hingga setelahnya diapun nekad menerobos masuk ke dalam apartemen Yura. Dan jadi dibuat tercengang saat dilihatnya sesosok tubuh tanpa busana sedang tergeletak lemah di atas ranjang tempat tidur dengan tubuh penuh luka di hampir setiap bagiannya, seperti luka bekas cambukan. Wajah wanita itu belum sempat Reyhan tangkap dengan jelas ketika tiba-tiba kerah bajunya di tarik dengan keras oleh Jimmy.
"Anda siapa? Anda belum tahu siapa saya? Saya peringatkan pada Anda, kalau sampai kejadian malam ini terungkap ke media, bukan hanya nyawa anda yang melayang tapi nyawa wanita jalang itu beserta keluarganya juga akan terancam. Paham?" ancam Jimmy dengan penuh amarah.
"Tae suk, ayo kita pergi dari sini!" Jimmy dan Tae Suk langsung meninggalkan apartemen Yura dengan langkah panjang. Mereka benar-benar dibuat geram oleh tingkah sok pahlawan laki-laki itu.
Sepeninggal Jimmy dan Tae Suk, perhatian Reyhan langsung beralih pada sosok Yura yang kini sudah bangkit dari ranjang tempat tidurnya. Yura terlihat masih ketakutan. Dia duduk di pojok ruangan di atas lantai apartemennya. Tubuhnya dia tutupi dengan selimut putih miliknya. Begitupun sebagian wajahnya. Hingga menyisakan bagian matanya saja. Dia menangis di pojok ruangan itu. Bahkan di sebagian keningnya terlihat luka memar dan sedikit berdarah.
"Kamu, tidak apa-apa?" tanya Reyhan khawatir. Reyhan membuka jaket kulitnya dan menutupi tubuh Yura dibagian bahunya yang terlihat sedikit terbuka.
Dan pandangan mereka bertemu. Hanya beberapa detik.
Tapi cukup membuat Reyhan flashback pada sebuah kejadian beberapa tahun silam.
Saat dirinya tengah berjalan menghampiri seorang wanita yang hampir saja menjadi korban perkosaan laki-laki biadab bernama Dimas, rekan kerjanya di kantor. Dan wanita itu adalah istrinya sendiri, Katrina.
Dan kini dihadapannya, Reyhan seolah mendapati kembali sorot mata yang sama dengan sorot mata Katrina, istrinya.
Tatapan mata itu, pancaran ketakutan dengan binar mata kosong yang menyiratkan luka yang mendalam. Tatapan mata itu sama dengan tatapan wanita dihadapannya sekarang. Sungguh Reyhan tidak mengerti dengan semua ini.
"Mari, aku bantu. Luka-lukamu cukup serius, kita harus ke rumah sakit sekarang." Reyhan hendak membantu Yura untuk bangkit dan dia baru sadar saat sebelah tangannya masih menggenggam ponsel miliknya, diapun cekatan menaruh ponselnya di atas meja di dekatnya dan Yura, barulah setelah itu dia kembali beralih pada Yura.
"Tidak usah. Pergilah! Aku tidak apa-apa," perintah Yura saat Reyhan hendak memapahnya untuk bangkit. Yura semakin membenamkan wajahnya lebih dalam. Dia tidak ingin Reyhan melihat wajahnya dan mengetahui bahwa dia adalah Seoyura Yeon Jin, seorang aktris pendatang baru yang kini sedang merintis karirnya di dunia hiburan. Yura tidak ingin identitasnya sebagai seorang wanita panggilan diketahui oleh orang lain. Jelas hal ini tidak boleh terjadi.
"Jangan takut, aku hanya ingin membantumu. Aku tidak berniat jahat," ulang Reyhan sekali lagi. Dia mencoba untuk meyakinkan Yura seperti dulu dia meyakinkan istrinya.
"Aku tidak apa-apa. Sudah kamu pergi saja! Sungguh aku tidak apa-apa! Cepat pergi!" bentak Yura masih dengan suara tangisnya yang merebak.
"Baiklah, kalau begitu. Tapi, jika kamu butuh bantuan panggil saja aku. Inshaa Allah aku siap membantumu. Anggap saja ini balas budiku karena kemarin kamu sudah membantuku," Reyhan keluar dari apartemen Yura dengan perasaan yang tidak karuan. Dia hanya cemas dan merasa khawatir. Itu saja.
Pintu apartemen Yura sudah ditutup oleh Reyhan. Bayangan laki-laki itu telah menghilang sepenuhnya dari pandangan Yura.
Yura mulai bangkit dari pojok ruangan itu dengan langkah yang tertatih-tatih. Menuju ranjang tempat tidurnya. Dia merebahkan tubuhnya seraya meringis kesakitan. Bahkan tak ada posisi yang membuatnya nyaman untuknya berbaring. Seluruh tubuhnya terasa remuk. Perih. Nyeri. Sakit.
Yura kembali menyeka air matanya. Dia tidak boleh cengeng. Bukankah dia sudah mengalami sesuatu yang lebih buruk dari ini sebelumnya? Seharusnya dia bisa lebih tegar. Mungkin dia hanya sedang merasa letih. Mungkin tubuhnya hanya perlu istirahat sejenak.
Yura sangat bersyukur, doanya dikabulkan malam ini. Tentang sosok malaikat penolong itu.
Mungkin, seandainya laki-laki bernama Reyhan itu tidak datang, entah apa yang kini terjadi padanya. Perbuatan Jimmy semakin menggila. Membuatnya hampir saja mati saking tidak kuat menahan sakit. Tenaganya benar-benar terkuras habis oleh Jimmy malam ini.
Hingga akhirnya mata sayu itupun mulai terpejam. Dan berharap jika esok matanya kembali terbuka, semuanya bisa menjadi lebih baik.
Dan di saat yang bersamaan, tanpa Yura menyadarinya, sebuah ponsel tengah berdering sejak tadi.
Ponsel milik laki-laki bernama Reyhan yang tertinggal di apartemen Yura.
Dan tertera sebuah panggilan video di layar ponsel itu.
My Wife Memanggil...
Semoga suka, jangan lupa jejaknya...
"Astaga, Yura... Lihat tubuhmu, lebam-lebam begini? Bagaimana kamu bisa syuting kalau seperti ini?" pekik Keke saat dia melihat Yura sedang mengompres luka-luka di sekujur tubuhnya pagi ini. Keke sengaja mendatangi Yura pagi-pagi sekali ke apartemennya. Karena hari ini Yura ada jadwal syuting di daerah yang cukup jauh. Jadi harus berangkat pagi-pagi sekali. Hari ini Keke mulai kembali bekerja sebagai asistan pribadi Yura, karena masa cutinya sudah berakhir. Keke baru saja menikah dan kemarin dia cuti untuk berbulan madu ke Seoul. Dan kini dia jadi terperangah tak percaya saat dia melihat keadaan Yura yang begitu mengenaskan. "Akukan sudah bilang berkali-kali, berhentilah bekerja sebagai wanita panggilan. Resikonya besar Yura, sangat berbahaya. Jika kamu mengundurkan diri secara baik-baik pasti mereka mengerti. Lagipula kamu sudah bekerja selama belasan tahun, dan hutang-hutang ayahmu itu harusnya sudah
"Ayah hanya terharu, ternyata kini ayah bisa melihatnya. Ayah sangat senang sekarang, setelah tahu kalau kehidupannya di Indonesia sangat bahagia," Untuk kesekian kalinya Yura terus menerus mencibir dan memaki dalam hati. Jika dia harus kembali mengingat kalimat yang diucapkan ayahnya sore tadi di rumah sakit. Cih, bahagia? Bisa-bisanya Ayahnya berkata seperti itu dihadapan Yura. Tanpa sedikitpun dia memikirkan nasib Yura selama ini atas perbuatannya. Yeon Jin sudah menceritakan semuanya pada Yura. Tentang seorang wanita bernama Puji Arini yang begitu dia cintai. Wanita yang harus menderita karena sikapnya yang tidak bertanggung jawab. Arini yang saat itu terpaksa harus melanjutkan hidupnya hanya seorang diri. Setelah sebelumnya, Arini rela meninggalkan seluruh keluarganya di Bandung, demi bisa bersama-sama dengan Yeon Jin. Bahkan wanita itu sampai rela menggadai agamanya sen
Reyhan panik. Setengah berlari, dia beralih pada tas kantornya untuk mengambil charger. Diapun langsung mengisi ulang baterai ponselnya yang hampir sekarat. Bahkan tanpa sempat dia menutup kembali pintu apartemennya sepeninggal Yura tadi. Dia mulai menyalakan kembali ponselnya yang masih tersambung pada kabel charger. Hatinya benar-benar cemas. Dia takut Katrina akan salah paham padanya. Begitu ponselnya sudah kembali menyala, Reyhan langsung menghubungi Katrina saat itu juga. Panggilan pertama tidak ada jawaban. Panggilan kedua pun sama. Tapi Reyhan tidak mau menyerah. Dia terus mencoba memanggil dan memanggil lagi. Angkat, Trina... Angkat... Bisik Reyhan dalam hati. Dia benar-benar khawatir. Sampai pada panggilan ke dua puluh, Katrina tidak kunjung mengangkat Video Call dari R
Yura terlihat gelisah. Dia kehabisan akal. Dia bingung. Dia kalut. Dia frustasi. Karena itulah dia terus mundar-mandir kesana kemari tidak jelas sejak tadi di dalam apartemennya sendiri. Dia terus berpikir dan memutar otak untuk mencari cara jitu demi menaklukan hati Reyhan. Segala usaha sudah dia lakukan, segala cara sudah dia tempuh untuk mendekati Reyhan, tapi kenyataannya laki-laki itu memang ajaib, susah sekali di rayu atau di goda. Reyhan terus menolak ajakan Yura setiap kali Yura mengajak laki-laki itu keluar untuk sekedar berjalan-jalan berkeliling menikmati indahnya kota Busan. Jangankan berjalan berkeliling, bahkan saat Yura hanya mengajaknya untuk sekedar duduk-duduk dan mengobrol di loby apartemenpun, lelaki itu menolaknya dengan halus. Sejauh ini, Reyhan itu lebih sering mengurung diri sendirian di ap
"Rencanamu ini gila, Yura! Aku tidak setuju!" tegas Keke pada Yura. Keke baru saja memastikan apakah Yura benar-benar akan melancarkan aksi terlarangnya itu. Kini mereka sedang berada di dalam ruang make up aktris. "Aku tidak punya pilihan lain. Reyhan harus aku dapatkan sebelum wanita bernama Katrina itu datang ke sini," Yura berbicara tanpa menatap wajah Keke. Dia sudah tersesat oleh pesona Reyhan. Dia tidak mau gagal. "Jangan melampiaskan dendammu terhadap Soumi pada orang lain. Apalagi dia saudara kembarmu sendiri. Lagipula, Reyhan itu berbeda dengan Min Hyuk. Reyhan itu laki-laki baik. Jika rumah tanggamu pernah di rusak oleh orang lain, lantas, apa dengan merusak rumah tangga orang lain bisa membuat perasaanmu jadi lebih baik? Ayolah... Yura, jangan persulit hidupmu sendiri," "Tapi aku mencintai Reyhan. Katrina sudah memiliki segalanya yang bahkan tidak satu pun aku miliki. Lalu, apa salah jika aku hanya mengingin
Suasana kantor sore itu sudah sepi. Tapi Seo Jun belum juga mau beranjak dari kursi kerjanya di ruangan meeting. Seo Jun membaca kembali isi surat yang di berikan Keke kepadanya. Teruntuk Seo Jun. Selama dua minggu ke depan tolong awasi gerak gerik Yura dengan seorang laki laki tetangga apartemennya. Aku ada keperluan mendesak selama dua minggu ke depan. Untuk sementara waktu tugasku sebagai asisten pribadi Yura akan kuserahkan pada orang lain dulu. Aku sudah menghubungimu berkali-kali tapi tidak ada jawaban. Aku tahu kamu masih marah pada Yura, tapi Yura membutuhkanmu Seo Jun. Kunjungilah Yura di apartemennya selagi kamu ada waktu senggang. Hibur dia Seo Jun, seperti dulu kamu selalu memberinya perhatian. Yura merindukanmu. Aku
Seorang laki-laki dengan bahasa tubuhnya yang lemah gemulai dan feminim, terlihat histeris saat melihat seorang wanita masuk ke dalam salon miliknya. "Hai, Yura? Apa kabar? Sudah lama kamu tidak mampir? Hm, mentang-mentang sudah menjadi selebriti ngetop, somse deh," sapa Min Ho, alias Mimi. Dia termasuk salah satu Hair Stylish yang cukup populer di kalangan aktris dan aktor di Industri hiburan Korea. Bahkan salonnya sudah masuk ke dalam daftar lima salon terbesar di Korea. Mimi terlihat begitu sumringah menyambut kedatangan Yura. "Hari ini aku merasa sangat baik. Coba lihat, aku baru saja selesai berbelanja. Nanti malam, aku ada kencan spesial," bisik Yura. Dia tersenyum lebar. Mimi memperhatikan seluruh belanjaan Yura. Banyak sekali memang. Lalu pandangan Mimi mulai jatuh pada sosok Yura. Sepanjang sejarahnya dia mengenal sosok Yura, Yura itu termasuk dalam salah satu daftar aktris korea yang di bilan
"Saya sudah melihatnya di Bandara. Dia datang bersama empat orang wanita dewasa dan tiga orang balita, Nona Yura. Mereka baru saja keluar dari Bandara. Sepertinya mereka baru akan memesan taksi. Saya akan menghampiri mereka dan menawarkan jasa taksi pada mereka." "Oke, terima kasih. Pastikan hubungi aku kembali saat kalian sudah sampai di parkiran gedung apartemenku," "Baik, Nona Yura." Klik. Percakapan di telepon itu pun di putus. Yura menatap pantulan dirinya sekali lagi di depan cermin. Yura dengan pakaian lengkapnya ala wanita muslim kebanyakan, berwarna serba hitam dengan cadar yang menutupi wajah cantiknya. Apa ini benar-benar diriku sekarang? Sungguh seperti mimpi saja! Pikirnya membatin. Yura pun melangkah ke arah pintu apartemennya setelah dia mengambil tas tangan dan koper palsunya. Dia