Share

85. BERTEMU CALON PERAWAT

"Jadi, kamu dulu berteman dengan Samuel sedekat apa?" tanya Hizkia setelah menyesap teh hangat yang dibuatkan istrinya di meja makan. Pria itu telah rapi dengan pakaian kerjanya.

Ia terus mengamati gerak-gerik istrinya yang sesekali menyuap Elkana makan. Bocah kecil itu sedang belajar makan sendiri.

"Tidak sedekat Kris, Samuel lebih tertutup. Dia lebih sering ke perpustakaan, tapi kalau lagi mau cerita... dia datang ke aku," ujar Ruth menerangkan.

Hizkia menarik nafas panjang. "Ternyata kamu banyak penggemar laki-laki ya," decak Hizkia.

Ruth menghentikan kegiatannya, menoleh pada suaminya. "Penggemar?" ulang Ruth.

"Iya. Pria yang senang sama kamu itu banyak," terang Hizkia dongkol.

Ruth tersenyum samar, pura-pura tidak memahami arah pembicaraan suaminya. "Ada lagi... sekarang masih di Palembang. Pengusaha juga. Dulu kami --"

"E... eh... malah dilanjutin," gerundel Hizkia.

Ruth terbahak melihat wajah Hizkia yang jengkel mendengar penuturannya. "Aku mengira tadi kamu mau mendeng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status