Share

40

"Tapi apa? Nyatanya dia berbohong. Justru dia yang selalu membuatku merasa kecil dan hilang arah. Rasanya menyakitkan, sungguh. Karena pria itu adalah orang yang aku cintai, tapi dia juga yang menghancurkanku."

Perkataan dengan nada datar itu memukul telak Abimana, ia mencoba untuk menyentuh Jenala. Tapi dengan cepat perempuan itu menepisnya.

“Sepertinya kita butuh waktu sendiri, Mas. Awal-awal aku begitu yakin denganmu, tapi kenapa makin ke sini kamu terlihat egois.”

Abimana menggeleng kuat, dia menarik tangan Jenala dan menggenggamnya erat. “Tidak Jena, jangan katakan hal seperti itu. Aku-” Abimana menelan ludah susah payah. ”Aku tau jika diriku sangat bodoh dan berpikiran sempit saat panik. Aku mohon, jangan pergi!”

Jenala membuang pandangan ke arah lain, dia tak tahu harus merespon seperti apa. Hatinya begitu sakit kala mendengar tuduhan Abimana kepadanya.

“Aku tidak tau jika Papa alergi, dan Mama hanya mengatakan kalau udangnya dicampur saja dengan bumbu yang lain. Lalu dible
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status